NUAITYT

Media Berita Terupdate Aktual & Terpercaya

Klaim Rasio Kesehatan Tembus 139,5%, Industri Asuransi Hadapi Tekanan Berat

NUAITY NEWS, Jakarta – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat rasio klaim asuransi kesehatan sebesar 139,5% pada kuartal III 2024. Ini mencerminkan nilai klaim di luar premi yang diterima. 

Data AAJI menunjukkan premi asuransi kesehatan hanya sebesar Rp14,98 triliun, sedangkan klaim yang dibayarkan meningkat menjadi Rp20,91 triliun, meningkat 37,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp15 dan 24 triliun. 

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tambubolon melihat peningkatan klaim tersebut sebagai masalah serius tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Pada pertemuan Dewan Asuransi, banyak negara ASEAN sepakat bahwa inflasi medis adalah salah satunya. Faktor Kunci untuk Meningkatkan Klaim 

“Hanya ada satu negara tetangga kita dalam pertemuan Dewan Asuransi ASEAN yang inflasi medisnya hanya satu digit. Sebagian besar yang lain dua digit,” kata Budi dalam jumpa pers kegiatan asuransi jiwa Januari-September 2024. Jumat (29/11/2024) di Jakarta. 

Budi menyoroti potensi dampak kenaikan klaim kesehatan sebesar 20-30% setiap tahunnya, yang menurutnya akan menyulitkan perusahaan asuransi dalam memenuhi kewajiban pembayaran klaim. Ia juga khawatir jika beban ini dilimpahkan seluruhnya ke Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan dan Sosial (BPJS), maka badan pemerintah tersebut kemungkinan akan mendapat tekanan keuangan yang besar.

Budi juga menekankan untuk menjaga keseimbangan antara asuransi sosial dan produk asuransi tradisional. Menurut dia, masyarakat yang mampu sebaiknya mengandalkan asuransi swasta sehingga meringankan beban BPJS Kesehatan yang fokus pada masyarakat kurang mampu.

Di sisi lain, Kepala Saluran Distribusi dan Pemasar AAJI, Elin Watty, menyoroti bahwa AAJI telah membentuk satuan tugas khusus untuk mengatasi peningkatan klaim kesehatan.

“Peningkatan permintaan ini tentunya disebabkan oleh beberapa faktor, pertama inflasi yang tidak bisa kita pungkiri, kedua pendidikan masyarakat, dan ketiga pelayanan rumah sakit [overtreatment],” kata Elin.

Elin menambahkan, permasalahan ini juga berdampak pada negara ASEAN lainnya. Untuk pertama kalinya, Dewan Asuransi ASEAN membentuk panitia khusus bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang dokter Indonesia.

“Jadi sebenarnya permasalahan kesehatan ini bukan hanya Indonesia saja, tapi semua negara ASEAN menghadapi inflasi yang sama, edukasi masyarakat dan edukasi dari pusat pelayanan kesehatannya,” tambah Elin.

Elin mencatat, AAJI akan terus menjalin kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Kesehatan untuk mencari strategi terbaik dalam mengatasi tantangan ini dan menjaga stabilitas industri asuransi.

“Dari sisi industri, kami mendorong perusahaan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya pemegang polis, mengenai kondisi saat ini. “Melalui berbagai kerja sama ini, diharapkan layanan kesehatan perusahaan tidak hanya menjadi lebih efisien tetapi juga memperluas cakupan perlindungan masyarakat,” ujarnya. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *