NUAITYT

Media Berita Terupdate Aktual & Terpercaya

TIPS DOKTER: Mata Tegang dan Cara Mengatasinya

NUAITY NEWS, Jakarta – Saat ini keseharian kita hampir tidak bisa dibedakan dengan gadget.

Mulai dari bangun pagi hingga tidur malam, mulai dari tugas pekerjaan hingga menonton berbagai acara hiburan, gawai selalu menjadi pilar penopang.

Kebiasaan ini bisa menyebabkan ketegangan mata. Juga, jika Anda memakai kacamata. Kemungkinan mata Anda sangat lelah, bahkan mungkin kaku. 

Sophia Pujastuti, SpM(K), MM, pendiri SILC Lasik Center, menjelaskan, kelainan refraksi ternyata bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada mata. Namun kenali dulu penyebab dan gejalanya.

Mata lelah vs mata lelah

Apakah mata Anda sering merasa lelah saat membaca atau bekerja di depan komputer? Anda mungkin mendapati mata Anda mulai terasa perih sehingga Anda terus berkedip dan pandangan Anda mulai kabur hingga Anda ingin memejamkan mata, meski hanya sesaat. Saat Anda membuka mata lagi, Anda dapat melanjutkan membaca. Inilah yang disebut dengan kondisi mata lelah. 

Sementara itu, ketegangan mata terkadang tidak hanya menyebabkan penglihatan kabur, tetapi juga rasa tegang pada otot leher dan bahu sehingga menyebabkan sakit kepala. Area sekitar mata juga terasa berat dan tidak nyaman, seperti sesak dan sesak. Meski mata lelah, efeknya tidak sampai sakit kepala. Biasanya mata hanya terasa tidak nyaman, kata Dr. Sophia yang mendirikan SILC Lasik Center pada tahun 2017.  

Dokter Sophia mengatakan penyebab sakit mata dan kelelahan bisa sama. Gejala seperti penglihatan kabur juga bersifat sementara. Sama halnya dengan ketegangan mata, tingkat sakit kepala yang terjadi bisa berbeda-beda pada setiap pasien. “Ini sangat subyektif karena tergantung penyebabnya,” kata Dr. Sophia yang memiliki pengalaman luas dalam koreksi penglihatan laser. 

5 penyebab ketegangan mata

Dr Sophia mengatakan sakit mata bisa disebabkan oleh banyak hal. Lima alasan paling umum

1. Gangguan kecemasan

Anda mungkin tidak memakai kacamata padahal seharusnya karena Anda mempunyai salah satu atau lebih kelainan refraksi, yaitu miopia (mata minus), hipermetropia (mata plus), atau astigmatisme (mata silindris). Namun, mungkin juga Anda tidak mengetahui bahwa Anda mengalami kelainan refraksi karena belum pernah menjalani tes refraksi. 

Atau Anda sudah memakai kacamata, namun ukuran lensanya sangat perlu diubah. Misalnya saja Anda tetap memakai kacamata minus 3 diopter padahal seharusnya Anda memakai kacamata minus 4 diopter. Jika mata digunakan untuk beraktivitas terus menerus, lama kelamaan mata akan terasa tidak nyaman. 

2. Ketegangan mata digital

Apakah pekerjaan Anda mengharuskan Anda terus-menerus melihat layar? Nah, mungkin mata Anda menjadi tegang karenanya. Tak pelak, banyak tempat kerja yang memaksa Anda untuk terus menatap layar, misalnya bekerja sebagai jurnalis. Untuk menghilangkan penyebab tersebut, Dr. Sophia menyarankan untuk menerapkan aturan 20-20-20. Setelah bekerja selama 20 menit, lihatlah sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Setelah itu Anda bisa bekerja kembali. 

3. Terus fokus pada satu detail pekerjaan

Jika Anda terus-menerus fokus pada pekerjaan mendetail, seperti menjahit, mata Anda akan menjadi tegang seiring berjalannya waktu. Lebih buruk lagi jika Anda memasukkan postur tubuh yang buruk. Misalnya saja jika Anda melihat ke bawah dalam waktu lama, otot bahu dan leher Anda akan terasa pegal. 

4. Pencahayaan yang tidak memadai

Membaca di ruangan gelap membuat mata bekerja lebih keras untuk fokus menulis. Akibatnya mata menjadi sipit. “Sumber cahayanya tidak boleh tertinggal. Tempatkan lampunya pada tempat yang tepat. Misalnya saat Anda menulis dengan tangan kanan, sumber cahayanya diletakkan di sisi kiri, sehingga cahayanya cukup,” kata Dr. Sophia yang selalu mengutamakan keselamatan pasien. 

5. Mata kering

Saat kita terlalu fokus melakukan sesuatu, kita sering lupa berkedip. Sebenarnya flashing mempunyai tujuan tersendiri. Dr. Menurut Sophia, mata kita membasahi kornea saat kita berkedip. Kornea terdiri dari lima lapisan, dimana epitel merupakan lapisan terluar. Di atas epitel terdapat lapisan lakrimal. Saat Anda berkonsentrasi membaca atau menggunakan laptop dan mata Anda kering, Anda akan merasakan rasa lelah pada mata yang dapat menyebabkan ketegangan pada mata. 

Kapan pemeriksaan mata diperlukan?

Jika mata Anda sering terasa tidak nyaman dan menimbulkan sakit kepala, namun Anda tidak mau atau tidak sempat memeriksakan diri ke dokter, Anda bisa menghilangkan dulu berbagai penyebab sakit mata tersebut. 

“Bisa dicek, ada kelainan refraksi atau tidak. Kalau tidak pakai kacamata atau lensa kontak, mungkin dikira tidak ada kelainan refraksi, jadi kita kesampingkan dulu. Misalkan mata normal, kata Dr. Sophia, yang kliniknya juga menawarkan pemeriksaan mata umum. 

Kemudian ketahuilah bahwa mata Anda terasa tidak nyaman saat Anda tidak melakukan apa pun. Apakah saat belajar berjam-jam, bermain gadget tanpa henti, atau bekerja di depan layar komputer tanpa henti? Anda bisa mencoba menerapkan aturan 20-20-20. Jika rasa tidak nyaman masih ada, periksa kembali alasan selanjutnya. dan sebagainya. 

“Ketika penggunaan laptop terbatas, pencahayaan memadai, semua penyebab yang diketahui telah disingkirkan, dan mata masih terasa berat, ini tandanya Anda perlu ke dokter mata.” Ia akan memeriksa apakah mata Anda kering atau mengalami kelainan refraksi. Jika Anda mempunyai kelainan refraksi sebaiknya memakai kacamata. Jika tidak, Anda akan tetap merasakan hal yang sama. Karena banyak pasien yang mengeluh pusing. “Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata ada kelainan refraksi,” kata dr Sophia yang tak segan-segan berinvestasi pada peralatan canggih. 

Dr Sophia mengungkapkan bahwa koreksi penglihatan laser itu perlu. Ketika Anda mengalami kesalahan saat aktivitas fisik relatif tinggi, maka kebutuhan akan koreksi penglihatan laser muncul. 

“Anda sering mengalami sakit kepala saat bekerja di depan komputer dalam keadaan terlalu sibuk. Sebaliknya, Anda menyukai aktivitas di luar ruangan yang menghilangkan rasa penat. Baik itu olahraga maupun hiking. Ini mungkin tandanya Anda memerlukan koreksi penglihatan dengan laser,” ujar Dokter Sophia.

Namun, Dr Sophia menegaskan masih banyak orang yang khawatir untuk menghindari operasi mata laser karena dua alasan, yakni takut akan komplikasi dan takut biaya yang mahal.

Selain itu, koreksi penglihatan dengan laser terkadang diperlukan karena alasan medis. Dr Sophia mencontohkan, mata kiri Anda minus 3 dan mata kanan Anda minus 8. Anda tidak mau memakai kacamata karena Anda hanya bisa memakai kacamata jika perbedaan kelainan biasnya lebih dari 3 dioptri. Selain itu, lensa kontak menyebabkan risiko infeksi dan iritasi lebih besar. 

Di sisi lain, banyak orang mengira koreksi penglihatan laser selalu berarti LASIK. Faktanya, LASIK bukan satu-satunya operasi mata laser.

Saat ini terdapat tiga metode yang digunakan di dunia, yaitu perawatan permukaan, LASIK, dan ekstraksi lensa. Masing-masing metode mempunyai kelebihan yang berbeda-beda. Jadi, prosedur bedah manakah yang tepat untuk Anda? Ini akan menjadi jelas setelah tes komprehensif. Tes ini adalah langkah awal yang sangat penting. “Anda mendapatkan penjelasan langsung dari dokter bedah mengapa suatu prosedur lebih baik untuk Anda,” kata Dr. Sophia.

Meskipun ketiga metode bedah laser ini berbeda, namun menawarkan hasil bedah yang sama dan keamanan yang sama. Pasalnya ketiganya menggunakan teknologi laser yang canggih. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *