NUAITY NEWS, Jakarta – Pemerintah Amerika Serikat telah mengadakan pertemuan dengan para eksekutif perusahaan telekomunikasi untuk membahas tuduhan spionase dunia maya yang dilakukan China.
Mata-mata ini diketahui menyasar perusahaan telekomunikasi di Amerika Serikat.
Pertemuan tersebut digelar setelah adanya laporan peretasan besar-besaran yang dilakukan peretas yang diyakini berafiliasi dengan Beijing, lapor Reuters, Senin (25/11/2024).
Pertemuan Gedung Putih dipimpin oleh Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dan Wakil Penasihat Keamanan Nasional untuk Teknologi Siber dan Berkembang Anne Neuberger.
Gedung Putih mengatakan tujuan pertemuan tersebut adalah untuk mendengarkan pandangan para pejabat telekomunikasi terhadap tindakan pemerintah AS.
“Dapatkah pemerintah AS bertindak bersama dan mendukung sektor swasta dalam menghadapi serangan canggih dari negara-negara (termasuk Tiongkok),” Gedung Putih mengutip Reuters.
Meski mengundang para eksekutif telekomunikasi, Gedung Putih tidak mengungkapkan identitas perusahaan telekomunikasi atau para eksekutif yang menghadiri pertemuan tersebut.
Sementara itu, para pejabat AS sebelumnya mengungkapkan bahwa peretas Tiongkok berhasil menyusup ke sistem beberapa perusahaan telekomunikasi dan menyusup ke data sensitif yang ditujukan untuk lembaga penegak hukum AS.
Insiden tersebut diyakini merupakan bagian dari upaya spionase dunia maya yang lebih luas, termasuk pencurian informasi terkait aktivitas pengawasan.
Senator Mark Warner, ketua Komite Intelijen Senat, menyebut pelanggaran tersebut sebagai peretasan telekomunikasi terburuk dalam sejarah Amerika Serikat.
Namun, pemerintah China sendiri membantah terlibat dalam peretasan sistem komputer asing.
Beijing secara konsisten membantah tuduhan tersebut dan menekankan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam aktivitas peretasan atau spionase dunia maya terhadap negara lain. TikTok
TikTok juga dituduh melakukan spionase dua tahun lalu, yang menimbulkan tekanan dari pemerintah AS untuk menjual TikTok.
Seperti dilansir Cnet.com, Selasa (27/12/2022), hal ini dikarenakan banyak pejabat di pemerintahan Biden yang mengkhawatirkan keamanan aplikasi Tiktok. Mereka juga mendorong penjualan perusahaan-perusahaan Amerika di Tiongkok untuk memastikan bahwa Beijing tidak dapat mengeksploitasi aplikasi tersebut untuk spionase dan pengaruh politik.
Diskusi yang dilakukan oleh Komite Penanaman Modal Asing di Amerika telah memunculkan gagasan penjualan paksa, dengan perwakilan Pentagon dan Departemen Kehakiman mendorong penjualan tersebut.
Idenya adalah pemerintah Tiongkok dapat menggunakan TikTok untuk mendapatkan informasi tentang pengguna Amerika serta memutuskan konten apa yang akan ditampilkan platform tersebut atau tidak.
Sebagai informasi, TikTok saat ini dimiliki oleh konglomerat asal Tiongkok, ByteDance. Sementara itu, ByteDance enggan menjawab saat ditanya mengenai hal tersebut.
Kekhawatiran keamanan nasional terhadap TikTok telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Sebuah laporan awal bulan ini mengatakan kekhawatiran keamanan nasional akan menunda negosiasi antara pemerintahan Biden dan aplikasi tersebut mengenai operasinya di AS.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel
Leave a Reply