NUAITYT

Media Berita Terupdate Aktual & Terpercaya

Membangun Pusat Niaga Baru di Selatan Sulawesi

NUAITY NEWS, MAKASSAR – Pusat bisnis Sulawesi Selatan (Sulsel) yang terletak di Kota Makassar, memunculkan kekhawatiran akan ancaman meluasnya keberagaman di wilayah tersebut. Kemacetan lalu lintas dan polusi di kota-kota besar lambat laun menimbulkan keresahan sosial.

Situasi ini memunculkan rencana untuk menciptakan pusat bisnis atau kota bisnis baru. Tujuannya untuk membubarkan laju pekerjaan yang terkonsentrasi di Makassar agar bisa menyebar lebih jauh ke lokasi lain.

Salah satu daerah yang saat ini sedang dikembangkan menjadi pusat bisnis baru berteknologi tinggi adalah Kota Parepare. Dikenal lama sebagai kota jasa dan transportasi, kota ini kini terus berkembang setara dengan Makassar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Parepare menurut Produk Domestik Bruto (PDRB) diperkirakan mencapai Rp9,31 triliun pada tahun 2023 atau tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 3,88%.

Struktur PDRB Sektor usaha yang paling banyak berpartisipasi adalah perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor hingga 16,92%. Disusul konstruksi sebesar 15,36% dan real estat sebesar 9,23%.

Terkait informasi tersebut, Gubernur Sulawesi Selatan Zudan Arif Fakrulloh mempromosikan kota tersebut sebagai pusat bisnis Sulawesi Selatan. Perlunya peningkatan jumlah pertokoan dan infrastruktur yang mendukung pembangunan ekonomi.

“Keseimbangan daerah perlu kita dorong agar pertumbuhan uang tidak hanya terjadi di Makassar saja. Ada juga toko-toko yang menjual barang-barang yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi daerah, termasuk pembangunan sekolah-sekolah dan sekolah-sekolah penting di Parepar,” ujarnya baru-baru ini, Gubernur. Sulawesi Selatan sebenarnya datang untuk tinggal di Makassar setelah menerima kunjungan Gubernur Parepare Akbar Ali.

Selain itu, pengembangan pelabuhan dan produk juga diperlukan untuk mendukung keberhasilan perekonomian kota yang maju. Produksi segala jenis produk di wilayah ini dan sekitarnya harus digenjot agar pelabuhan bisa lebih aktif.

Rahmah Amir, Direktur Program Penanaman Modal dan Kemitraan Parsial (DMPPTSP) Kota St. Louis Parepare, kini sudah melihat adanya perbaikan di wilayahnya. Salah satunya dengan menarik investor untuk berinvestasi membangun toko modern dan tempat tinggal masyarakat.

Kini pemerintah kota sedang mengajukan rencana pembangunan apartemen dan hotel Mal Parepare atau P’Mart. Proyek ini dirancang untuk memenuhi permintaan akan fasilitas perbelanjaan, hiburan, dan perumahan kelas atas di pusat perkotaan yang berkembang pesat.

Rencana ini sebenarnya merupakan langkah mendorong transformasi Parepare menjadi kota industri di Sulawesi Selatan dan Indonesia Tenggara. Keberadaan P.Mart dimaksudkan untuk menarik lebih banyak masyarakat berinvestasi dan mengakselerasi usahanya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Rencana Fimart ini merupakan tanda bahwa pihaknya sedang melakukan perbaikan infrastruktur dan fasilitas dunia usaha dan masyarakat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memastikan manfaat Parepare sebagai tujuan investasi,” ujarnya.

Rahmah mengatakan, pihaknya telah menyiapkan lahan seluas 9.177,67 meter persegi untuk calon investor yang ingin menanamkan modalnya dalam pembangunan tersebut. Kondisi tanahnya sendiri dicatat oleh pemerintah daerah.

Pembangunannya rencananya akan dibagi menjadi dua area berbeda yang berdekatan satu sama lain. Situs pertama dirancang sebagai bangunan komersial dan apartemen seluas 5.179,09㎡ tepat di belakang rumah sakit setempat, Dr.G. Hasri Ainun Habibie, wujud tanah kosong.

Kemudian dipilih lokasi kedua, berdekatan dengan lokasi pertama, dengan luas lahan parkir 3.998,58 meter persegi.

Total rencana investasi sebesar Rp345,42 miliar, estimasi pendapatan tahunan proyek P’Mart bisa mencapai Rp75,97 miliar, dan payback period sekitar 7,5 tahun.

“Tentunya proyek ini sangat menjanjikan dan patut mendapat penghargaan karena memenuhi pedoman bisnis yang telah ditetapkan. Kami berharap Parepare terus maju pesat,” lanjutnya.

Pasar dan apartemen ini dikatakan sebagai bisnis yang indah dengan banyak peluang untuk pengembangan bisnis, termasuk real estate, ritel dan hiburan, pariwisata, kesehatan dan minuman bersih dan kesehatan, serta jasa dan jasa.

Selain itu, P’Mart akan mendukung konsep kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan dan praktik lingkungan yang baik. Selain itu juga akan disediakan fasilitas untuk mendukung gaya hidup berkelanjutan, termasuk parkir sepeda dan aksesibilitas masyarakat.

Selain berkembangnya infrastruktur bisnis, aktivitas pelabuhan di kota ini juga berkembang. Tahun ini, pekerjaan bongkar muat peti kemas dimulai di Pelabuhan Tengah Kapau Kota Parepare dengan kedatangan kapal kargo milik PT Meratus Group.

Rutenya adalah Surabaya – Parepare – Palu – Surabaya.

Gubernur Parepare Akbar Ali mengatakan, pengoperasian kapal kargo direncanakan di wilayahnya untuk memudahkan pengiriman barang dari luar. Mendistribusikan produk keluar masuk Parepare juga diyakini lebih menghemat biaya.

Oleh karena itu, dia meminta eksportir tidak mengirimkan produknya untuk bea cukai di Makassar. Sebaliknya pengiriman langsung dari Pelabuhan Parepare bisa menghemat sekitar Rp 1,75 juta per kontainer dibandingkan dengan Makassar.

“Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan hasil bumi dan hasil bumi Meratus untuk diperdagangkan ke tempat lain,” jelasnya. “Hal ini akan membuat harga menjadi lebih murah dan diharapkan dapat memperkuat konektivitas dan bisnis di Parepar,” jelasnya saya melakukannya.

Ekonom Universitas Hasanuddin (Unhas), Muhammad Yusri Zamhuri mengatakan Parepare kini ingin mengubah citranya yang tadinya dikenal sebagai kota persinggahan orang dan barang menjadi tempat penting.

Pertumbuhan infrastruktur pendukung seperti perbelanjaan, perumahan, dan transportasi dapat menarik investor untuk berinvestasi di kota. Oleh karena itu, upaya untuk diakui sebagai kota bisnis maju akan terbuka lebar.

Ia yakin jika P’Mart sukses maka bisnis di sekitarnya akan tumbuh dan berkembang dengan cepat. Saya terutama bertanggung jawab atas manajemen bisnis pantai profesional di bidang kuliner seperti restoran dan industri pariwisata.

Tinggal bagaimana pemerintah daerah dapat menciptakan akses sedemikian rupa sehingga semua pelaku usaha di wilayah tersebut dapat bekerja sama.

“Parepare juga mendapat dukungan yang bisa memenuhi kebutuhan ibu kota negara. Jadi efeknya kalau dibangun maka kawasan pesisir akan lebih baik dan pemerintah perlu menyiapkan akses agar bisa mendukung pembangunan lainnya,” dia menyimpulkan.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *