NUAITY NEWS, JAKARTA – Para ilmuwan menyebut Gunung Everest telah meningkat hingga 164 kaki (50 meter).
Menurut sebuah penelitian baru, hal ini mungkin disebabkan oleh sungai sekitar 46 mil (75 km) dari Everest yang “tertangkap” oleh sungai lain sekitar 89.000 tahun yang lalu.
Erosi akibat peristiwa ini menciptakan ngarai yang besar, dan hilangnya daratan menyebabkan gunung tersebut mengalami pertumbuhan besar-besaran.
Pada ketinggian 29.031,69 kaki (8.848,86 m) di atas permukaan laut, Gunung Everest adalah puncak tertinggi di darat. Namun ukurannya “lebih besar dari yang seharusnya,” kata rekan penulis studi Adam Smith, seorang peneliti di Departemen Ilmu Bumi di University College London, seperti dilansir Live Science.
Di Himalaya, perbedaan ketinggian antara sebagian besar puncak berkisar antara 164 hingga 328 kaki (50 hingga 100 m). Namun, Everest lebih tinggi 820 kaki (250 m) dari gunung tertinggi berikutnya, K2.
“Ini mungkin menunjukkan sesuatu yang menarik sedang terjadi,” kata Smith.
Data GPS menunjukkan bahwa Gunung Everest tumbuh dengan kecepatan 0,08 inci (2 mm) per tahun, lebih cepat dari perkiraan tingkat pertumbuhan. Untuk mengetahui akar masalahnya, para peneliti melihat apa yang menyebabkan pertumbuhan sungai yang tidak biasa di Himalaya.
“Sungai Arun aneh, mengalir dalam bentuk L,” kata Smith. “Sungai banyak yang menyerupai pepohonan, batangnya relatif lurus dan cabang (anak sungai) mengalir ke batangnya. Namun Sungai Arun mengalir dari timur ke barat sepanjang sumbernya sebelum berbelok 90 derajat dan mengalir ke selatan melalui pegunungan Himalaya. Hal ini menunjukkan bahwa sungai tersebut baru saja berubah bentuk dan ‘tertangkap’ dengan sungai lain.”
Dalam penelitian yang diterbitkan Senin (30 September) di jurnal Nature Geoscience, para peneliti menggunakan model numerik untuk mensimulasikan bagaimana jaringan Sungai Kosi, yang mengalir melalui Tiongkok, Nepal, dan India, telah berevolusi dari waktu ke waktu. Mereka kemudian membandingkan model mereka dengan topografi yang ada untuk menentukan simulasi mana yang memiliki kinerja terbaik.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa Sungai Arun (sekarang anak sungai utama Sungai Kosi) ditampung oleh Sungai Kosi sekitar 89.000 tahun yang lalu. Aliran sungai yang dialihkan ini menyebabkan gelombang pengikisan sungai dan membentuk Ngarai Arun.
Menurut para peneliti, erosi sungai dan erosi sungai menghilangkan cukup banyak lahan untuk meringankan medan di sekitarnya, sehingga melahirkan Everest. Menurut model tersebut, gunung tersebut telah meningkat antara 50 dan 164 kaki (15 hingga 50 m) sejak peristiwa penangkapan.
Tidak jelas apa yang menyebabkan sungai itu surut, kata Smith. Katanya, bisa saja sungai yang satu tergerus ke sungai yang lain, lalu sungai Kosi terkikis lagi dan masuk ke sungai Arun, “mencuri” sebagiannya. Kemungkinan lainnya adalah meluapnya danau glasial menyebabkan bencana banjir yang menyapu pembatas alami antara sungai Kosi dan Arun. “Kami tidak yakin mekanisme apa yang paling mungkin terjadi,” kata Smith.
Gunung Everest akan terus berkembang hingga jaringan sungai sepenuhnya merespons perubahan yang sedang berlangsung, kata Smith. Langkah penelitian selanjutnya adalah melihat lebih dekat ngarai dan kawasan lain di mana Sungai Arun mengalir. Model ini memungkinkan mereka mempersingkat tanggal kejadian penyitaan agar bisa diverifikasi.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel
Leave a Reply