NUAITYT

Media Berita Ekslufif Dalam & Luar Negeri

5 Alasan Seseorang Melakukan Oversharing, Kamu Pernah Mengalaminya Juga?

Nuaityt, Jakarta – Apakah Anda termasuk orang yang suka ngobrol? Bagi banyak orang, berbicara adalah cara yang menyenangkan untuk memberi kembali. Selain itu, berbicara dengan orang-orang dekat Anda bisa terasa nyaman dan menenangkan.

Di masa-masa sulit, berbagi pemikiran dan perasaan dengan orang yang kita percaya dapat membantu menghilangkan stres dan memberi kita perspektif baru melalui nasihat yang bermanfaat. Namun, ada kalanya keinginan untuk ngobrol ini bisa berlebihan, atau yang sering disebut dengan “berbagi”.

Meski berbagi ilmu bisa menjadi hal yang baik, namun terlalu banyak membicarakan diri sendiri, terutama hal-hal yang berhubungan dengan diri sendiri, bisa membuat orang di sekitar kita merasa lelah. Hal ini sering terjadi ketika kita berbagi informasi yang seharusnya dirahasiakan.

Menurut penelitian yang dilansir BetterUp, China (26/9/2024), ada banyak alasan seseorang bisa terjebak dalam tindakan oversharing:

  1. Katakan jika situasi sudah tenang

Pernahkah Anda merasa bahwa Andalah yang melakukan sesuatu saat berkumpul dengan teman-teman Anda? Saat angin tenang, kebanyakan dari kita ingin menyuruh angin agar tenang.

Ini bisa menjadi tanda bahwa Anda ingin menghangatkan hubungan. Namun, ada kalanya sikap ini bisa berujung pada berbagi sesuatu tanpa disadari.

Saat Anda sedang santai, berbicara bisa menjadi lebih bebas dibandingkan membiarkan keheningan mendominasi momen.

Anda mungkin mulai bercerita atau kejadian masa lalu dengan harapan membuat orang lain tertawa atau membuat percakapan. Sayangnya, tanpa disadari, kepala yang Anda angkat bisa tumpah ke tubuh manusia.

Meskipun niat Anda mungkin baik, namun terlalu banyak berbagi informasi, terutama informasi pribadi, dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman.

Hal ini dapat mempengaruhi batas-batas yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Jika masalah ini mulai menjadi terlalu intim, Anda mungkin berisiko mengekspos diri Anda dengan cara yang tidak diinginkan.

 

Lingkungan kita seringkali mempengaruhi proses berbagi. Jika orang-orang di sekitar Anda merespons positif cerita dan pengalaman Anda, Anda bebas berbagi informasi tentang diri Anda dengan orang lain. Nampaknya beban emosi Anda bisa sedikit terangkat ketika Anda berbagi dengan orang lain.

Meskipun mendapatkan jawaban yang baik mungkin baik, namun sikap ini bisa berbahaya. Tanpa menyadarinya, Anda bisa kehilangan banyak privasi. Terlalu banyak bicara dapat menyebabkan Anda mengungkapkan hal-hal yang seharusnya Anda rahasiakan. Hal ini tidak hanya berdampak pada Anda, namun juga penontonnya.

Semakin banyak Anda berbagi, semakin banyak pendengar yang dapat mendengar. Mereka mungkin tidak ingin menerima informasi non-pribadi, dan ini dapat membingungkan. Bahkan, mereka mungkin merasa kewalahan dengan informasi yang tidak mereka sukai.

 

Salah satu alasan utama bersosialisasi adalah kemampuan untuk membuat keputusan sendiri. Saat menghadapi situasi stres, kita cenderung berpikir berlebihan, sehingga membuat kita kelelahan dan bingung.

Dalam situasi seperti ini, berbicara dengan orang lain mungkin tampak seperti jalan keluar yang mudah.

Meskipun berbicara dengan orang lain dapat membantu meringankan beban, kita perlu membatasi informasi yang kita bagikan. Jika tidak, kita mungkin memberikan terlalu banyak informasi tentang diri kita sendiri sehingga dapat mempengaruhi keputusan kita. Dalam situasi ini, kita mungkin tidak dapat mengendalikan keputusan yang harus kita ambil sendiri.

Jika kita terlalu banyak mendengarkan pendapat orang lain, besar kemungkinan kita akan menyesalinya. Seringkali, apa yang kita cari lebih baik dan lebih cocok untuk kita dibandingkan ide lain.

Jika kita tidak mempercayai pikiran dan kemauan kita, kita dapat terus mengambil keputusan yang tidak memuaskan.

 

Jika Anda aktif di media sosial, kemungkinan besar banyak orang yang mengenal Anda. Apalagi jika Anda mengunggah konten yang biasanya menunjukkan sisi positif Anda.

Tampaknya Anda mungkin berpikir bahwa Anda bebas dan menonjol di antara teman-teman Anda. Namun, ada yang perlu diwaspadai: kebiasaan terlalu banyak membagikan informasi pribadi.

Terus menerus membagikan informasi pribadi di media sosial bisa membuat pengikut Anda merasa tidak nyaman. Mungkin bagi Anda, semua informasi tersebut terasa penting dan menarik, namun bagi orang lain, informasi tersebut mungkin dianggap tidak relevan atau tidak relevan. Hal ini dapat menyebabkan jarak antara Anda dan orang di sekitar Anda.

Jika Anda tidak mengikuti batasan berbagi, kecil kemungkinan Anda akan kehilangan teman di media sosial.

Orang dapat memilih untuk menghapus atau berhenti mengikuti akun Anda jika mereka merasa Anda memiliki konten untuk dibagikan. Ini bukan hanya tentang jumlah teman yang Anda miliki, tetapi juga tentang kualitas hubungan yang ingin Anda pertahankan.

 

Terlalu banyak bicara atau terlalu banyak bicara dapat mengakibatkan tidak mampu mengontrol apa yang perlu diucapkan.

Hal ini sangat berbahaya jika kita membicarakan rahasia yang dibagikan oleh teman atau saudara yang tidak ingin diketahui orang lain. Bagi mereka yang cenderung berbagi terlalu banyak, menjaga privasi bisa jadi sulit.

Misalnya, jika Anda diminta untuk menjaga rahasia alih-alih mengungkapkannya kepada seseorang, hal ini bisa menghancurkan kepercayaan yang telah dibangun.

Atau, jika teman Anda sedang merencanakan kejutan untuk ulang tahun teman Anda, dan Anda menunjukkan rencana tersebut secara tiba-tiba, ya, hal ini dapat merusak waktu penting yang telah direncanakan.

Situasi seperti ini mungkin membuat orang lain enggan membagikan informasi pribadi Anda kepada Anda di kemudian hari. Mereka mungkin berpikir dua kali sebelum memberi tahu Anda sebuah rahasia, takut informasi tersebut tidak akan tersiar.

Tidak bisa menjaga rahasia bisa menimbulkan jarak dalam suatu hubungan. Orang-orang akan berhati-hati dalam berbagi hal-hal pribadi dengan Anda, yang dapat memengaruhi kualitas hubungan yang ada. Kepercayaan adalah fondasi hubungan apa pun, dan jika hilang, sulit untuk mendapatkannya kembali.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *