NUAITYT

Media Berita Ekslufif Dalam & Luar Negeri

Mengenal Kanker Saluran Pencernaan, Gejala, Faktor Risiko, hingga Perawatannya

Liputan6.com, Jakarta – Kanker saluran cerna merupakan penyakit serius dan kompleks yang dapat menyerang seluruh organ sistem pencernaan. Mulai dari kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, pankreas, hati, dan saluran empedu.

Penyakit yang disebut juga kanker gastrointestinal (GI) ini tidak hanya membutuhkan perawatan medis yang serius. Namun, hal ini juga memerlukan pemahaman mendalam tentang faktor risiko, gejala, serta metode diagnosis dan pengobatan.

Dengan tingginya angka kejadian dan dampaknya terhadap kualitas hidup, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan mempelajari lebih lanjut tentang kanker saluran cerna.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Siloam MRCCC Semanggi (MRCCC), Randy Adiwinata, kanker gastrointestinal (GI) mengacu pada sekelompok penyakit yang menyerang sistem pencernaan. Mulai dari mulut hingga anus. Jenis kanker ini antara lain kanker kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, hati, dan pankreas. Masing-masing memiliki gejala khas yang berbeda tergantung lokasi dan stadiumnya.

Kanker esofagus, misalnya, seringkali muncul dengan gejala seperti kesulitan menelan, sedangkan kanker usus besar dapat menyebabkan perubahan pola buang air besar, tinja berdarah, diare berkepanjangan, atau sakit perut terus-menerus.

“Peningkatan pemahaman terhadap jenis kanker saluran cerna tersebut penting dilakukan agar deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat dilakukan,” kata Randy dalam keterangan pers Rabu (8/7/2024).

Karena kanker saluran pencernaan mencakup beberapa jenis kanker, maka gejala yang mungkin timbul bergantung pada jenis dan lokasinya.

“Gejala kanker saluran cerna bisa bermacam-macam, tergantung jenis kanker dan lokasinya. Karena sifatnya yang beragam dan keluhannya yang berbeda-beda, kanker saluran cerna seringkali dianggap remeh oleh masyarakat awam karena tidak ada gejala yang khas.” dikatakan.

Misalnya saja kanker lambung dan kanker pankreas yang seringkali menunjukkan gejala seperti: sakit maag berulang. menjijikkan; apakah aku muntah kembung? penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan; dan cepat merasa kenyang setelah makan atau muntah.

Sehingga masyarakat umumnya menganggapnya hanya sakit maag biasa. Di sisi lain, kanker usus besar bisa menunjukkan gejala seperti buang air besar berdarah, yang sering disalahartikan sebagai wasir saja.

Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi peluang seseorang terkena kanker saluran cerna antara lain: gaya hidup seperti merokok. konsumsi alkohol berlebihan; diet tinggi lemak dan rendah serat; dan kurangnya aktivitas fisik.

Selain itu, riwayat keluarga yang mengidap kanker saluran cerna juga meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.

Untuk mengurangi risikonya, sangat penting untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan seimbang, menghindari rokok dan alkohol, serta berolahraga secara teratur.

“Kami juga menyarankan untuk melakukan skrining secara rutin untuk mendeteksi dini kanker saluran cerna, karena jika kanker terdeteksi sejak dini, peluang kesembuhan dan harapan hidup pasien bisa lebih tinggi,” kata Randy.

Risiko seseorang terkena kanker mungkin lebih tinggi jika orang tersebut memiliki gaya hidup yang tidak sehat dan faktor genetik, tambahnya.

Setiap jenis kanker sistem pencernaan memerlukan pengobatan yang berbeda. Hal ini tergantung pada faktor-faktor seperti stadium kanker, kesehatan umum pasien, dan respons terhadap pengobatan yang diberikan.

Perawatan untuk kanker saluran cerna mungkin mencakup kombinasi dari: kemoterapi; radioterapi; serta terapi bertarget yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan sel kanker.

“Pasien sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang komprehensif,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *