NUAITYT

Media Berita Ekslufif Dalam & Luar Negeri

Distribusi Dokter Spesialis Belum Merata, Masyarakat Lebih Pilih Berobat ke Luar Negeri

Nuaityt – Persebaran dokter spesialis di Indonesia masih menjadi permasalahan dalam sistem kesehatan nasional. Kondisi ini membuat masyarakat lebih memilih berobat ke luar negeri.

Hasilnya, sekitar 6 miliar dolar AS atau sekitar 100 triliun dolar devisa tertarik setiap tahunnya. Hal tersebut salah satunya diungkapkan Komisaris Utama PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) John Riadi. 

Dari segi kualitas, dokter spesialis di Indonesia tidak kalah, bahkan banyak yang mengungguli dokter spesialis di luar negeri karena terbiasa menangani permasalahan kesehatan yang lebih kompleks dan serius di dalam negeri, ujarnya. Ilustrasi medisnya, dokter harus masuk IDI. (Pixabay/induk hulu)

“Cuma ketersediaan dokter spesialis di Jakarta. Kalau dari kota besar, kualitas dan kuantitas dokternya menurun,” ujarnya dalam keterangan terbarunya.

Hal ini juga mencerminkan kekhawatiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap fenomena pengobatan di luar negeri yang menelan biaya $6 miliar per tahun.

Presiden Jokowi mengungkapkan, masyarakat kelas atas berobat ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia, dan Jepang karena tidak menghargai rumah sakit dan layanan kesehatan di dalam negeri.

“Karena masyarakat menganggap baik itu di dalam negeri, baik itu rumah sakit, tenaga medis, alat kesehatan, atau pengobatan di luar negeri, lebih baik daripada di dalam negeri,” ujarnya.

Menurut John, saat ini terdapat sekitar 81.011 dokter di Pulau Jawa, khususnya Jabodetabek. Angka ini hanya 0,3 per 1000 orang.

“Sektor kesehatan Indonesia yang lemah telah menguntungkan negara-negara tetangga yang memiliki sektor kesehatan yang maju. Masalahnya, dari segi penyelenggaraan pelayanan kesehatan nasional dinilai sangat kurang, apalagi dari segi jumlah, Indonesia hanya punya rasio tempat tidur per 1.000 penduduk, imbuhnya.

Padahal, layanan kesehatan merupakan tulang punggung pendapatan perekonomian nasional. Selain itu, permintaan meningkat untuk mengantisipasi kedatangan di masa depan dan pertumbuhan pendapatan masyarakat. Indonesia memiliki pasar yang besar untuk sektor kesehatan, dan sekitar 600.000 orang Indonesia pergi ke luar negeri.

“Di masa depan, kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan akan semakin meningkat. “Padahal hidup sehat sudah menjadi way of life,” kata John.

Pada tahun 1992, Grup Lippo berinvestasi di bidang kesehatan dengan didirikannya Rumah Sakit Siloam di Lippo Karavachi. Visi layanan kesehatan Lippo Group tidak diragukan lagi terfokus langsung pada layanan kesehatan.

Menurut John, hal ini diperkuat dengan fakta bahwa Siloam telah bermitra dengan Rumah Sakit Glenagle Singapura dan merupakan rumah sakit pertama yang mendapat akreditasi dari International Commission International atau JCI. Akreditasi ini merupakan standar kesehatan internasional.

Oleh karena itu, Siloam menempatkan banyak dokter spesialis di daerah dan meningkatkan kualitasnya hingga berstandar internasional, seperti Siloam Labuan Bajo International Medical Center (LIMC).

“Untuk membantu masyarakat lokal dan wisatawan mancanegara untuk membangkitkan pariwisata dan meningkatkan jumlah wisatawan ke Labuan Bajo ke depan,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *