NUAITYT

Media Berita Ekslufif Dalam & Luar Negeri

Prabowo Tambah 10 Kementerian, Hati-hati Peluang Korupsi Makin Besar

Nuaityt, Jakarta – Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan memiliki 44 kementerian dalam kabinet yang akan dibentuknya pada Oktober mendatang. Jumlah tersebut cukup tinggi mengingat jumlah kementerian di kabinet Presiden Joko Widodo saat ini berjumlah 34 kementerian.

Ronny P. Sasmita, pengamat ekonomi Organisasi Aksi Strategis dan Ekonomi Indonesia, menilai jumlah kementerian di kabinet Prabowo Subianto akan terlalu banyak. Dan tidak ada jaminan bahwa kementerian-kementerian tersebut akan bekerja secara efektif.

Menurut dia, nomenklatur yang terlalu besar akan membuka kemungkinan terjadinya tumpang tindih tugas dan tugas. menyebabkan anggaran melebihi Dan hal ini akan membuat banyak masalah menjadi lebih rumit. khususnya pembangunan ekonomi Karena mejanya terlalu banyak.

“Bagaimanapun, Manfaat ekonominya tetap sama. Karena pemerintah lebih banyak mengeluarkan uang,” kata Ronnie kepada Nuaityt, Selasa (24/9/2024).

Kalau dilihat dari APBN, manfaatnya adalah tambahan belanja pemerintah. baik dari kementerian maupun lembaga baru, baik yang tetap maupun yang sudah beroperasi serta anggaran modal dan pembangunan

Namun risikonya adalah defisit akan meningkat. Hutang akan meningkat Tingkat kerentanan terhadap korupsi akan semakin meningkat. Dan anggaran untuk melunasi utang dan bunganya akan meningkat lebih cepat setiap tahunnya.

“Meningkatkan kementerian tanpa menambah anggaran cukup sulit. Ini akan mengurangi anggaran kementerian dan lembaga yang ada,” ujarnya.

Ronnie merekomendasikan agar kementerian baru mendefinisikan peran dan tanggung jawabnya dengan jelas dan tepat. dan memastikan bahwa peran dan tanggung jawab tersebut dapat meningkatkan kewenangan pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan warga negara.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan (DPP PDIP) Puan Maharani memberi sinyal partainya akan bertemu dengan Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Plt Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera (Ketum PKS) Ahmad Heryawan alias Aher mengatakan tidak ada masalah. Dan serahkan keputusan pada Prabowo.

“Tentu ini ada kaitannya dengan presiden (Prabowo), kita serahkan kepada presiden mana pun. Sebab, presiden punya keistimewaan berkoalisi. Termasuk para menteri,” kata Aher, Minggu di Jakarta. Usai penutupan konferensi nasional, Konferensi Perburuhan (22/09/2024)

Aher menegaskan, siapapun yang masuk Kabinet tidak akan mempengaruhi keputusan partainya untuk menjadi bagian dari Aliansi Maju Indonesia atau KIM Plus.

“Di Jakarta, kami pergi ke KIM Plus dan tempat lain, bahkan di tengah-tengah,” jelasnya.

Menanggapi kemungkinan adanya posisi partai oposisi di kabinet mendatang. Aher mengatakan sistem politik Indonesia tidak menerima oposisi.

“Sebenarnya tidak ada koalisi atau oposisi. Ini negara demokrasi presidensial, jadi kendalinya diserahkan ke DPR,” pungkas Aher.

 

Sekadar informasi, Ketua DPP PDIP Puan Maharani membenarkan dalam waktu dekat akan ada pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua PDIP Megawati Sukarnoputri.

“Harinya sedang menunggu waktu yang tepat. Pembukaannya masih 20 Oktober, jadi secepatnya Insya Allah kita akan rapat,” kata Puan saat ditemui di Hotel Shangri-La. Jakarta Pusat pada hari Sabtu 21 September 2024.

Ketua DPR RI mengatakan pertemuan itu akan membahas banyak hal. Salah satunya adalah kolaborasi pembangunan ke depan.

“Dalam hal membangun silaturahmi dan bersinergi membangun bangsa dan negara,” kata Puan.

Puan juga tak menutup kemungkinan ke depan akan bergabung ke kabinet Presiden PDIP Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

“Tidak ada yang tidak mungkin, yang ada mungkin,” kata Puan.

Namun, Puan mengatakan, keputusan memasukkan Prabowo-Gibran ke dalam Kabinet baru diketahui setelah ada pertemuan antara Megawati dan Prabowo.

“(Keputusan masuk Kabinet) baru diketahui setelah rapat selesai,” jelas Puan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *