NUAITYT

Media Berita Ekslufif Dalam & Luar Negeri

Jual 2 Kapal, Transcoal Pacific Dapat Duit Rp 24,50 Miliar

Nuaityt, Jakarta – PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) menjual dua kapal pada 22 Agustus 2024. Kapal tersebut berupa 1 kapal motor bernama TCP 1601 dan 1 kapal tongkang bernama HM307.

Berdasarkan keterbukaan Transcoll Pacific kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (25/8/2024), harga jual TCP 1601 dan HM307 mencapai Rp 24,50 miliar.

Penjualan ini dilakukan kepada suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia dan berkedudukan di Jakarta Barat.

TCPI menjelaskan bahwa transaksi ini bukan merupakan transaksi afiliasi karena tidak ada hubungan afiliasi antara perusahaan dan pembeli.

Langkah penjualan 2 kapal Transcoal Pacific ini merupakan salah satu strategi perseroan untuk menghidupkan kembali armadanya. Kondisi kapal yang dijual dinilai belum cukup komersial untuk bisa beroperasi.

Dengan penjualan dan renovasi kapal-kapal tersebut, diharapkan operasional perusahaan dapat meningkat di masa depan.

PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) merupakan perusahaan yang menyediakan jasa penyewaan kapal dan angkutan kargo. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2008.

Transcoal Pacific diluncurkan pada 15 Januari 2007. Perusahaan kemudian mendapat kontrak pekerjaan transshipment dari Aruthmin Indonesia yang dikerjakan bersama dengan PT Dharma Gemilang. Tahun berikutnya, pada tahun 2008, perusahaan mendapatkan kontrak transshipment batubara dari Arutmin Indonesia dengan jangka waktu kontrak 10 tahun.

Pada tahun 2010, perseroan mendapatkan kontrak industrial diesel transport (HSD) dari Petromine Energy Trading dengan durasi kontrak 5 tahun. Pada tahun 2011, perseroan mendapatkan kontrak pengangkutan batubara dari Beraw Coal dengan jangka waktu kontrak 5 tahun. Pada tahun yang sama, perusahaan membeli 4 set kapal tunda dan tongkang sepanjang 300 kaki serta 1 set tongkang minyak.

Pada tahun 2012, perseroan meningkatkan modal dasar dari Rp.10 miliar menjadi Rp.300 miliar. Perseroan menambah modal disetor dari Rp 3 miliar menjadi Rp 109,05 miliar. Menindaklanjuti aksi tersebut, perusahaan membeli 3 set kapal tunda dan satu unit kapal tongkang sepanjang 300 kaki serta 1 unit kapal tunda.

Tahun berikutnya, pada 2013, perseroan mendapat proyek pengangkutan batubara dari Jonlin Marine Trans. Pada tahun yang sama, perseroan kembali mengakuisisi 1 set kapal tunda dan tongkang sepanjang 300 kaki serta 2 set tongkang minyak.

Pada tahun 2014, perseroan mendapatkan kontrak pekerjaan transshipment batubara dari Kaltim Prima Coal dengan durasi kontrak 5 tahun. Pada tahun 2016, perseroan yakin dapat menyediakan jasa pengangkutan batubara menggunakan MV Ocean Going.

Pada tahun 2017, perseroan meningkatkan modal dasar dari Rp 300 miliar menjadi Rp 1 triliun. Sementara itu, modal disetor juga meningkat menjadi Rp 400 miliar dari sebelumnya Rp 109,05 miliar.

Setelah menambah modal, perseroan memiliki 1 set tugboat dan 300 foot barge, 1 unit floating terminal vessel (FTS) dan 1 unit tugboat.

Pada tanggal 28 Juni 2018, status perseroan berubah dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan publik melalui penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam rangka IPO, perseroan menerbitkan 1 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Harga penawaran dipatok Rp 138 per saham, sehingga perseroan mengumpulkan Rp 138 miliar dari IPO. Hingga Selasa 21 Maret 2023, kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 42,13 triliun.

PT Sari Nusantara Gemilang memegang mayoritas 55 persen pemegang saham perseroan per 28 Februari 2023, menurut data RTI. PT Karya Permata Insani kemudian memegang 25 persen saham perseroan. Sisanya yang 20 persen merupakan kepemilikan publik.

Pasca IPO, perseroan mengakuisisi saham PT Kanz Gemilang Utama. Perusahaan selanjutnya akan menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 99,92 persen, sehingga perseroan menjadi pemegang saham mayoritas tidak langsung PT Sentra Makmur Line dengan kepemilikan 99 persen dan PT Eng Transporter Indonesia dengan kepemilikan langsung dan tidak langsung 85,5 persen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *