NUAITYT

Media Berita Ekslufif Dalam & Luar Negeri

Intip Gerak Saham EXCL Usai Rampungkan Pengalihan ServeCo Rp 1,88 Triliun

Nuaityt, Jakarta – PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Link Net Tbk (LINK) menyelesaikan transaksi transfer ServeCo pada Jumat, 27 September 2024.

Transaksi tersebut merupakan bagian dari perjanjian pengalihan seluruh hak dan kepentingan di ServeCo, serta sewa hybrid fixed-coaxial (HCF) dan fiber to the home (FTTH) kepada XL Axiata. Pengumuman selesainya kesepakatan tersebut tertuang dalam keterbukaan informasi tertanggal 30 September 2024.

Pasca pengumuman tersebut, saham EXCL turun 0,87% menjadi 2.290. Pelemahan berlanjut pada Selasa 1 Oktober 2024, saat saham EXCL ambles 1,31% ke 2.260.

Berdasarkan data RTI, saham EXCL diperdagangkan sebanyak 5.485 kali pada hari ini. Sebanyak 467 juta saham senilai Rp 105,59 miliar diperdagangkan.

Selama sepekan, EXCL turun 1,31 persen namun masih naik 13,00 persen year-to-date (YTD). Bernasib sama, saham LINK pun melemah di zona merah. Pada perdagangan hari ini, LINK turun 3,68% menjadi 1.700.

Dalam sepekan, LINK turun 9,33 persen dan masih naik 28,30 persen YTD. EXCL dan LINK menandatangani Perjanjian Pengalihan ServeCo tanggal 22 Mei 2024 yang terakhir diubah pada tanggal 13 Agustus 2024.

Berdasarkan perjanjian ini, LinkNet mengalihkan, antara lain, 750.000 pelanggan perusahaan ke XL, gateway jaringan broadband (BNG), perangkat lunak dan aplikasi yang dimiliki dan/atau dikembangkan oleh perusahaan yang terkait dengan ServeCo, dan peralatan di lokasi pelanggan. Termasuk ONT/modem dan STB, misalnya wifi, wifi extender, dan rumah pintar. Rencana tersebut disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 23 September 2024. Dan akhirnya selesai pada 27 September 2024.

 

Total pembayaran yang harus dibayarkan XL kepada Perseroan sebagai harga pembelian berdasarkan Perjanjian Pengalihan Bisnis adalah Rp 1,88 triliun. Potensi pendapatan dari transaksi sewa aset jaringan fiber optik sebesar Rp11,07 triliun dengan total nilai Rp12,94 triliun.

Dengan rencana transaksi ini, LINK berencana mengalihkan bisnis residensial perusahaannya ke XL yang kemudian akan menggabungkan bisnis Fixed Broadband (FBB) LINK dengan bisnis seluler XL untuk memaksimalkan nilai dan memberikan layanan yang unggul.

Hal ini untuk menjawab tingginya peluang permintaan pasar terhadap ketersediaan layanan FBB dan Fixed Mobile Convergence (FMC) serta mendorong pertumbuhan kedua layanan tersebut di Indonesia.

Oleh karena itu, LINK memutuskan untuk bertransformasi menjadi perusahaan infrastruktur terkemuka (FiberCo) dan memfokuskan aktivitas intinya pada pengembangan dan perluasan infrastruktur jaringan kabel untuk mendorong pertumbuhan jaringan yang pesat demi ketersediaan koneksi Internet berkualitas tinggi. PT Link Net Management Tbk menyampaikan pada keterbukaan informasi sebelumnya sebagai gantinya.

Implementasi transformasi FiberCo akan menjadikan LINK sebagai salah satu jaringan fiber terbesar di Indonesia dan menawarkan potensi besar untuk meningkatkan kinerja keuangan di masa depan.

Terkait rencana bisnis, tidak ada perubahan aktivitas bisnis LINK karena perseroan hanya mengalihkan pelanggan swasta dan masih menjalankan aktivitas komersial penyediaan penyedia layanan internet untuk pelanggan bisnis (B2B).

Sebelumnya, PT Link Net Tbk (LINK) mengumumkan pengambilalihan layanan B2C ServeCo oleh PT XL Axiata Tbk (EXCL). Perusahaan dan XL menandatangani Perjanjian Pengalihan ServeCo tanggal 22 Mei 2024, sebagaimana diubah terakhir pada tanggal 13 Agustus 2024.

Berdasarkan perjanjian ini, perusahaan mengalihkan, antara lain, kepada 750.000 pelanggan XL perusahaan, Broadband Network Gateway (BNG), perangkat lunak dan aplikasi yang dimiliki atau dikembangkan oleh ServeCo, dan peralatan di lokasi pelanggan tetapi tidak termasuk. ONT/modem dan STB, misalnya wifi, host wifi, dan rumah pintar.

LINK dan EXCL bekerja sama untuk memastikan rencana transaksi tersebut bisa selesai pada 1 Oktober 2024. Total pembayaran yang harus dibayarkan XL kepada perseroan sebagai harga pembelian berdasarkan perjanjian pengalihan bisnis adalah Rp 1,88 triliun.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (16/8/2024), potensi pendapatan dari rencana kesepakatan sewa aset jaringan serat optik sebesar Rp11,07 triliun dengan total nilai Rp12,94 triliun.

 

Dengan rencana transaksi ini, perseroan berencana mengalihkan bisnis residensial perseroan ke XL yang kemudian akan menggabungkan bisnis broadband perseroan (FBB) dengan bisnis seluler XL untuk memaksimalkan nilai dan memberikan layanan yang unggul.

Hal ini untuk menjawab tingginya permintaan pasar terhadap ketersediaan layanan FBB dan Fixed Mobile Convergence (FMC) serta mendorong pertumbuhan kedua layanan tersebut di Indonesia.

Oleh karena itu, perusahaan memutuskan untuk bertransformasi menjadi perusahaan infrastruktur (fiber) terkemuka dan fokus pada aktivitas intinya yaitu mengembangkan dan memperluas infrastruktur jaringan kabel untuk mendorong pertumbuhan jaringan yang pesat demi ketersediaan koneksi Internet yang berkualitas. PT Link Net mengatakan Manajemen Tbk.

Penerapan transformasi FiberCo akan menjadikan perseroan sebagai salah satu jaringan fiber terbesar di Indonesia dan menawarkan potensi besar untuk meningkatkan kinerja keuangan di masa depan.

Sehubungan dengan rencana transaksi tersebut, tidak terdapat perubahan kegiatan usaha perseroan karena perseroan hanya mengalihkan pelanggan swasta dan tetap menjalankan kegiatan usaha penyediaan jasa layanan Internet kepada pelanggan bisnis (B2B).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *