NUAITYT

Media Berita Ekslufif Dalam & Luar Negeri

Beredar Daftar Obat Sirup yang Diduga Mengandung Etilen Glikol, Kemenkes: Informasi Tidak Benar

Nuaityt – Kementerian Kesehatan menanggapi laporan daftar obat sirup yang diduga mengandung etilen glikol, senyawa berbahaya penyebab gagal ginjal akut misterius pada anak.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Muhammad Siahril, SpP, MPH mengatakan informasi tersebut tidak benar.

“Kementerian Kesehatan tidak pernah mengeluarkan daftar yang mencantumkan nama obat dan identifikasi bahannya, seperti yang kini beredar luas,” ujarnya dalam keterangannya kepada Nuaityt, Rabu (19/10/2022). Kementerian Kesehatan membantah daftar obat yang diduga terkontaminasi senyawa berbahaya etilen glikol. (Dok. Media Sosial/Khusus)

“Kami dapat memastikan bahwa informasi tersebut tidak benar,” tegasnya lagi.

Tabel yang beredar di media sosial memuat nama 15 obat yang diduga terkontaminasi. Obat-obatan tersebut banyak yang terkontaminasi senyawa berbahaya, termasuk etilen glikol, yang diyakini menjadi penyebab misterius gagal ginjal akut pada anak.

Syahril mengatakan, saat ini Kementerian Kesehatan bersama BPOM, ahli epidemiologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia, apoteker, dan Pusat Informasi dan Laboratorium Polri masih melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui penyebab pasti dan faktor risiko gagal ginjal akut.

Saat ini Kementerian Kesehatan dan BPOM terus melakukan investigasi dan kajian komprehensif, termasuk kemungkinan tambahan faktor risiko, ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan juga membantah adanya kaitan antara gagal ginjal akut misterius dengan vaksin Covid-19.

“Tidak ada hubungan antara gagal ginjal akut dengan Covid-19, karena penyakit ini terutama menyerang anak-anak di bawah usia 6 tahun dan belum mendapatkan vaksinasi,” kata dr Siahril.

Selain itu, Kementerian Kesehatan menganjurkan untuk tidak memberikan obat sirup atau cair kepada anak, termasuk parasetamol. Imbauan ini diperpanjang hingga penyebab gagal ginjal diketahui.

“Orang tua bisa memberikan obat dalam bentuk tablet, anal atau suntikan,” tambah dr Seaharil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *