NUAITY NEWS, Jakarta – Harga minyak turun lebih dari 4% di tengah laporan kemungkinan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel, meski harga didukung oleh kekhawatiran kemungkinan serangan terhadap infrastruktur minyak Iran.
Pada Rabu (10/9/2024), minyak mentah berjangka Brent turun $3,75, atau 4,63%, menjadi $77,18 per barel, menurut Reuters. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun $3,57, atau 4,63%, menjadi $73,57 per barel.
“Kami mengandalkan berita utama. Kami telah mendengar tentang potensi gencatan senjata dan target energi,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC.
Phil Flynn, analis senior Price Futures Group, mengatakan berita bahwa Hizbullah telah menyetujui gencatan senjata adalah berita utama yang dibicarakan sebagian besar orang.
“Pasti banyak terjadi kekacauan dalam konflik ini,” jelasnya.
Pada Senin (10/7/2024), harga minyak mentah Brent naik di atas $80 per barel untuk pertama kalinya sejak Agustus setelah kenaikan harian lebih dari 3%. Burnett mengundurkan diri di tengah meningkatnya kekhawatiran akan meningkatnya perang di Timur Tengah.
Hizbullah dilaporkan membuka pintu untuk perundingan gencatan senjata setelah pasukan Israel melancarkan serangan baru di Lebanon selatan, sehingga meningkatkan risiko perang dengan musuh yang didukung Iran.
Menteri Pertahanan Israel Yves Galant mengatakan penerus pemimpin Hizbullah yang terbunuh, Sayyed Hassan Nasrallah, telah disingkirkan. Pada Selasa malam, tentara Israel memperingatkan masyarakat untuk menjauh dari beberapa bangunan di selatan Beirut.
Kenaikan harga minyak dimulai setelah Iran melancarkan serangan rudal ke Israel pada 1 Oktober. Israel berjanji akan merespons dan mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan pilihannya.
Beberapa analis menyatakan bahwa serangan terhadap infrastruktur minyak Iran tidak mungkin terjadi dan memperingatkan bahwa harga minyak akan berada di bawah tekanan yang signifikan jika Israel mengalihkan perhatiannya ke target lain.
Di Amerika Serikat, Badai Milton menguat menjadi badai Kategori 5 menuju Florida setelah memaksa penutupan setidaknya satu platform minyak dan gas di Teluk Meksiko pada hari Senin.
Persediaan minyak mentah AS naik hampir 11 juta barel pada minggu lalu, sementara persediaan gas turun, sumber pasar mengatakan pada hari Selasa, mengutip data dari American Petroleum Institute.
Sumber yang enggan disebutkan namanya menyebutkan stok minyak mentah bertambah 10,96 juta barel pada pekan yang berakhir 4 Oktober. Dikatakan stok gas alam turun 557.000 barel, dan stok sulingan turun 2,60 juta barel.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel
Leave a Reply