NUAITYT

Media Berita Ekslufif Dalam & Luar Negeri

Ladies Harus Tahu, Ada Dampak Intermitten Fasting Terhadap Siklus Menstruasi

Nuaityt, Jakarta Ada banyak cara untuk menurunkan berat badan. Salah satunya adalah puasa intermiten. Apakah Anda termasuk yang sudah mencoba diet ini?

Bisa dibilang, puasa intermiten adalah praktik mengurangi asupan makanan secara signifikan atau tidak makan setiap hari selama jangka waktu tertentu.

Nah, puasa intermiten memang diketahui efektif untuk menurunkan berat badan. Namun selain manfaatnya, ternyata juga bisa dibarengi dengan efek samping bagi kesehatan.

Salah satunya mungkin berkaitan dengan kesehatan reproduksi Anda. Sedangkan puasa intermiten dapat memengaruhi beberapa hormon Anda, menyebabkan menstruasi tidak teratur dan tingkat energi rendah.

Diposting Health Shots, Jumat (13/9/2024), berikut yang perlu Anda ketahui tentang bagaimana puasa intermiten dapat memengaruhi siklus menstruasi Anda. Apalagi jika Anda mengalami menstruasi yang tidak teratur setelahnya. Apa itu puasa intermiten?

Puasa intermiten, atau IF, adalah praktik yang melibatkan makan dan berpuasa secara teratur. Diet mengacu pada periode teratur tanpa atau asupan kalori yang sangat rendah.

Puasa jenis ini biasanya terdiri dari puasa harian sekitar 16 jam atau puasa 24 jam dua hari sekali. Puasa intermiten dinilai cukup efektif untuk menurunkan berat badan.

Puasa intermiten menjanjikan sebagai pengobatan obesitas, menurut penelitian yang diterbitkan di Dokter Keluarga Kanada pada tahun 2020.

Pada wanita, puasa intermiten dapat mempengaruhi siklus menstruasi karena dapat mempengaruhi hipotalamus, menurut penelitian yang diterbitkan dalam Thyroid: jurnal resmi American Thyroid Association pada tahun 2008. Hipotalamus adalah bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur hormon, seperti z seperti estrogen, yang penting untuk menstruasi.

Studi lain yang dipublikasikan di Plos One menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat memengaruhi hormon reproduksi.

Puasa intermiten dapat memengaruhi siklus menstruasi dan kesehatan reproduksi secara keseluruhan dalam beberapa cara, meski respons individu mungkin berbeda-beda, kata dokter spesialis kebidanan dan kandungan Dr. Deepa Dewan.

Berikut pengaruh puasa intermiten terhadap menstruasi: 1. Pengaruh terhadap hormon leptin

Leptin, hormon yang diproduksi oleh sel lemak, membantu mengatur nafsu makan dan keseimbangan energi. Puasa intermiten dapat memengaruhi kadar leptin sehingga memengaruhi hormon reproduksi.

Kadar leptin yang rendah dapat mempengaruhi pelepasan gonadotropin-releasing hormone (GnRH), yang pada gilirannya mempengaruhi produksi hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH), yang penting untuk ovulasi dan menjaga siklus menstruasi yang teratur. .

Gangguan hormonal ini dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur atau amenore (tidak menstruasi) yang berpotensi mempengaruhi kesuburan, jelas ahli.

Pembatasan kalori yang berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormonal sehingga mengakibatkan menstruasi tidak teratur atau amenore (tidak menstruasi). Selain itu, wanita yang mengalami penurunan berat badan secara signifikan mungkin mengalami gangguan siklus menstruasi, kata Dr. Dewan.

Namun, puasa intermiten jangka pendek mungkin tidak menimbulkan efek negatif yang signifikan terhadap menstruasi dan kesuburan. Apalagi jika tidak menyebabkan pembatasan kalori atau kekurangan nutrisi yang serius.

Kuncinya adalah keseimbangan dan kebutuhan nutrisi terpenuhi selama menyusui, kata sang ahli. 3. Mempengaruhi insulin dan kortisol

Insulin mengatur kadar gula darah dan berperan dalam kesehatan reproduksi. Puasa intermiten dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yang dapat mempengaruhi hormon reproduksi, kata para ahli.

Perubahan kadar insulin yang signifikan dapat mengganggu siklus menstruasi. Kortisol, sebaliknya, merupakan hormon stres yang dapat memengaruhi hormon reproduksi.

Puasa intermiten dapat meningkatkan kadar kortisol, terutama jika pola puasa menimbulkan stres atau menyebabkan defisit energi. Peningkatan kadar kortisol akibat stres puasa berpotensi menyebabkan menstruasi tidak teratur.

Puasa intermiten selama atau sebelum atau sesudah menstruasi adalah pilihan pribadi dan mungkin bergantung pada bagaimana tubuh seseorang merespons puasa dan kebutuhan kesehatan spesifiknya.

Berikut beberapa pertimbangan yang dapat Anda lakukan: 1. Variabilitas individu

Reaksi wanita terhadap puasa intermiten berbeda-beda. Beberapa orang mungkin menganggap puasa intermiten dapat dilakukan, sementara yang lain mungkin merasa tidak nyaman, terutama jika dilakukan saat menstruasi.

Jika Anda merasa lemah, lelah, sesuaikan atau hentikan. 2. Kebutuhan energi dan gizi

Beberapa wanita mungkin mengalami peningkatan kebutuhan energi atau nafsu makan, terutama saat menstruasi. Puasa intermiten dapat memperburuk gejala seperti kelelahan, perubahan suasana hati, atau kram menstruasi jika kebutuhan energi dan nutrisi tidak terpenuhi.

Memastikan asupan nutrisi dan hidrasi yang cukup sangatlah penting, dan puasa intermiten dapat membatasi asupan nutrisi, yang dapat memengaruhi kesejahteraan dan kesehatan menstruasi secara keseluruhan.

Puasa intermiten bisa bermanfaat. Namun selalu pastikan bahwa itu mendukung kesehatan Anda dan bukannya merugikannya.

Nah, untuk tetap bisa melakukan intermittent fasting tanpa mengganggu siklus menstruasi, ada beberapa cara yang bisa dilakukan: Pastikan tubuh terhidrasi dengan banyak minum air putih selama berpuasa. Hidrasi membantu menjaga fungsi tubuh dan dapat mengurangi rasa lapar dan kelelahan, kata para ahli. Pertimbangkan minuman yang mengandung elektrolit (seperti air kelapa tanpa pemanis atau larutan elektrolit) untuk menjaga keseimbangan kadar elektrolit, terutama saat puasa panjang. Saat makan, fokuslah pada makanan padat nutrisi yang memberikan keseimbangan protein, lemak sehat, dan karbohidrat kompleks. Ini membantu menjaga tingkat energi yang stabil dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Minimalkan asupan makanan olahan dan camilan manis, yang dapat menyebabkan berkurangnya energi dan keseimbangan nutrisi yang buruk. Fokus pada bagaimana tubuh Anda bereaksi terhadap puasa jenis ini. Jika Anda mengalami gejala seperti pusing, kelelahan, atau rasa lapar yang parah, ini mungkin menandakan perlunya penyesuaian jadwal puasa. Mulailah dengan puasa dalam waktu yang lebih singkat dan kemudian secara bertahap tingkatkan durasinya seiring penyesuaian tubuh Anda. Hal ini dapat membantu meminimalkan potensi efek samping dan membuat transisi menjadi lebih lancar.

Biarkan tubuh Anda beristirahat dan pulih selama puasa. Jadi hindari aktivitas fisik yang berat, apalagi jika Anda merasa lemas. Puasa intermiten dapat membantu Anda menurunkan berat badan, namun juga dapat memengaruhi menstruasi dan kesehatan reproduksi Anda.

Tetap terhidrasi dan makan makanan padat nutrisi selama masa menyusui untuk mendukung kesehatan reproduksi Anda. Selain itu, yang terpenting, konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan Anda sebelum memulai puasa intermiten, terutama jika Anda memiliki kekhawatiran tentang siklus menstruasi atau kesehatan reproduksi Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *