NUAITY NEWS, JAKARTA – Pabrikan pesawat Amerika Serikat (AS) Boeing diperkirakan dapat menghemat biaya upah hingga miliaran dolar AS, akibat adanya PHK terhadap sekitar 17.000 pekerja atau setara dengan 10% tenaga kerja di seluruh dunia.
CEO Boeing Kelly Ortberg mengatakan 17.000 PHK tersebut mencakup berbagai tingkatan, mulai dari eksekutif, manajer hingga pekerja.
“Memulihkan perusahaan kami membutuhkan keputusan yang sulit dan kami harus melakukan perubahan struktural untuk memastikan kami dapat tetap kompetitif dan melayani pelanggan kami untuk jangka panjang,” jelas Ortberg, mengutip Bloomberg, Senin (14/10/2024).
Sementara itu, tindakan tersebut diambil karena perusahaan terus mengalami kerugian akibat mogok kerja yang berlangsung lebih dari 1 bulan. Pemogokan ini juga menyebabkan pengiriman pertama pesawat Boeing 777X tertunda selama 1 tahun dan menimbulkan kerugian. sebesar $5 miliar pada kuartal ketiga tahun 2024.
Lembaga keuangan AS Jefferies menyebutkan dengan merumahkan sekitar 17.000 pekerja, Boeing diperkirakan dapat menghemat biaya upah hingga US$1,7 miliar atau sekitar Rp26,35 triliun (dengan asumsi nilai tukar Rp15.500 per dolar AS).
“Dengan asumsi gaji tahunan rata-rata sebesar $100,000, PHK ini dapat menghasilkan penghematan sekitar $1,7 miliar dalam pendapatan sebelum bunga dan pajak,” kata analis Jefferies, Sheila Kahyaoglu.
Sementara itu, Boeing, yang dijadwalkan untuk merilis hasil kuartal ketiga tahun 2024 pada 23 Oktober, mengatakan dalam rilis terpisah bahwa pihaknya memperkirakan pendapatan sebesar US$17,8 miliar, kerugian per saham sebesar US$9,97, dan lebih baik dari perkiraan. arus kas operasi negatif sebesar $1,3 miliar.
Analis rata-rata memperkirakan Boeing akan menghasilkan arus kas operasional kuartalan negatif sebesar $3,8 miliar, menurut data LSEG.
Di sisi lain, S&P Ratings memperkirakan bahwa pemogokan tersebut merugikan Boeing sebesar $1 miliar per bulan dan perusahaan tersebut berisiko kehilangan peringkat kredit layak investasinya.
Ortberg juga mengatakan Boeing telah memberi tahu pelanggan bahwa pengiriman pertama 777X akan dilakukan pada tahun 2026 karena tantangan pengembangan, penangguhan uji penerbangan, dan PHK.
Boeing menghadapi masalah sertifikasi untuk 777X yang telah menunda peluncuran pesawat secara signifikan.
“Meskipun bisnis kami menghadapi tantangan jangka pendek, kami mengambil keputusan strategis yang penting untuk masa depan kami dan memiliki pandangan yang jelas mengenai pekerjaan yang perlu kami lakukan untuk memulihkan perusahaan kami,” tutup Ortberg.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel
Leave a Reply