NUAITY NEWS, Jakarta – Asosiasi Indonesia untuk Pengusaha Ekspor (GPEI) telah meminta Kementerian Perdagangan (Kementerian Perdagangan) untuk memfasilitasi perizinan, sehingga ekspor Indonesia akan lebih menjadi moncer pada tahun 2025.
Presiden GPEI Benny Soetrisno mengatakan bahwa pada November 2024, saldo perdagangan Indonesia pada November 2024 sejak Mei 2020 selalu menyumbang surplus 55 bulan berturut -turut dari tambang dan minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya.
Di sisi lain, Benny mengumumkan bahwa mengekspor produk dalam industri produksi masih tidak dapat berkontribusi banyak.
“Faktanya, ekspor NO -Oil dan gas di industri produksi kompetitif di pasar global, karena industri produksi adalah bagian dari industri yang menyerap banyak tenaga kerja selain kontribusi pajak, di samping kontribusi pajak.” Benny pada hari Senin (1/2025) mengatakan kepada Bisnis.
Selain itu, menurut Benny, industri produksi menggunakan pekerjaan manusia (manusia). Karena barang yang diekstraksi, seperti minyak kelapa sawit, dianggap bocor (dibuat oleh Tuhan).
Akibatnya, tingkat Bennny, yang dibutuhkan oleh pengusaha ekspor, adalah lisensi yang halus dari ekspor yang ada dalam sistem perdagangan. Ini juga menyediakan lisensi tenaga kerja selain kepastian dan biaya kompetitif energi yang dibutuhkan oleh industri produksi, seperti gas.
Selain itu, Benny mengatakan bahwa peluang Indonesia untuk memperluas pasar ekspor sangat dinanti, terutama CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa.
Dia mengatakan bahwa populasi Uni Eropa, bersama dengan masuknya Bulgaria dan Rumania sejak awal 2025 hingga 420 juta.
“Juga, majalah ini akan mengembalikan semua toko gratis, resep dan cece jadi saya harus menemukan nomor HS yang bisa lebih kompetitif,”
Selain itu, GPEI meninjau kebutuhan untuk lebih berpartisipasi dalam lembaga keuangan dan asuransi dalam hal pembiayaan kegiatan ekspor.
Di masa lalu, Kementerian Perdagangan (Kementerian Perdagangan) telah mencatat saldo perdagangan yang besar pada November 2024 dalam jumlah $ 4,42 miliar. Atau lebih dari surplus 55 bulan dari Mei 2020.
Menteri Modern Buda Santoso mengatakan surplus pada Januari -2024 adalah $ 28,86 miliar.
Pada bulan Januari -Novebra 2024, tren pertumbuhan ekspor mencapai 1,86%. Sementara itu, kinerja ekspor pada tahun 2024 meningkat 2,06% dibandingkan dengan 2023, tren lima ekspor lima pada 2019-2023 menjadi 15,6%.
“Ini meningkatkan tingkat optimisme kami bahwa tujuan perdagangan Indonesia akan dicapai pada Desember 2024,” kata Buddha pada konferensi pers pada tahun 2024 dan program kerja Kementerian Perdagangan di Kementerian Perdagangan di Jakarta, Senin (6/1 /2025 ).
Secara umum, Buddha mengatakan bahwa biaya ekspor Indonesia pada Januari -pada Januari 2024 mencapai $ 241,25 miliar. Jumlah ini terdiri dari ekspor ke sektor minyak dan gas $ 14,34 miliar dan sektor non -oil dan gas sebesar $ 226,91 miliar.
Di sektor selain minyak dan gas.
“Ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah mulai menunjukkan hasil positif dalam mempromosikan penciptaan nilai tambah produk,” katanya.
Di sisi lain, bahan baku tambahan didominasi oleh 72,82%dalam struktur impor, diikuti oleh barang modal 17,57%, dan barang konsumen 9,6%pada Januari -2024.
Periksa berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel
Leave a Reply