NUAITYT

Media Berita Terupdate Aktual & Terpercaya

Sentimen-Sentimen Ini Antar IHSG ke Zona Hijau

Business.com, Jakarta – Perdagangan ditutup pada Selasa (5/5/2023) pada Selasa (5/5/2023) menjelang pemilihan presiden di Amerika Serikat. Pergerakan IHSG sejalan dengan sebagian besar bursa di zona kawasan Asia-Tikhoukon yang berada di zona hijau.

Berdasarkan data bisnis RTI, IHSG merosot 0,17% atau 12,42 poin ke 7.491,93. IHSG dibuka pada level 7.479,5 pada perdagangan hari ini.

IHSG mencapai trade low di 7.451,54 dan trade high hari ini di 7.496.99.

Sementara itu, sebagian besar indeks saham di kawasan Asia-Tikhonian juga menghijau seperti Shanghai Composite menguat 2,32%, indeks Topix di Jepang menguat 0,76%, dan indeks FTSE di Singapura menguat 0,27%.

Pilar Maximilianus Niko Damse, Wakil Direktur Riset dan Investasi, mengatakan penguatan bursa Asia disebabkan oleh optimisme terhadap pemulihan perekonomian Tiongkok. Penguatan bursa Tiongkok didukung oleh data PMI positif pada bulan Oktober yang menunjukkan aktivitas bisnis mencapai titik tertinggi dalam empat bulan.

“Pencapaian ini dapat diartikan perekonomian Tiongkok mulai pulih. Nico mengatakan, Selasa (5/5/2024), pelaku pasar juga memberikan kajian kepada Kongres Rakyat Nasional (NPC) yang diberikan untuk memperjelas langkah selanjutnya terkait stimulus tersebut.

Dari dalam negeri, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 95,9595% year-on-year pada triwulan III-2024, atau lebih rendah dibandingkan triwulan II/2024 yang sebesar 5,05%. Nico mengatakan, hal ini menandai pertumbuhan PDB mulai kuartal III/2023 dan seterusnya.

“Ini merupakan indikasi permasalahan yang dihadapi Presiden Prabowo Sabianto yang menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8% selama masa jabatannya.”

Nico juga mencatat, pelaku pasar menantikan keputusan FOMC, hasil pemilihan presiden Amerika Serikat, rilis neraca perdagangan Tiongkok, dan data terkini inflasi Tiongkok.

Sementara itu, Ekonom UOB Enrico Tanwidjaja dalam studinya mengatakan lambatnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2024 disebabkan oleh lemahnya permintaan global yang mempengaruhi barang ekspor Indonesia. Meski demikian, konsumsi domestik masih tetap kuat.

Diharapkan pada triwulan IV/2024 perekonomian Indonesia akan meningkat didukung belanja negara yang mendukung permintaan dalam negeri. UOB juga menilai pertumbuhan akan terus berlanjut di kuartal-kuartal mendatang seiring dengan percepatan belanja keuangan di tengah belanja investasi yang besar.

“Kami memperkirakan perekonomian pada tahun 2024 akan tumbuh sebesar 5,2% dengan risiko yang kecil, namun tahun depan perekonomian dapat tumbuh sebesar 5,3%,” kata Enrico.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *