NUAITYT

Media Berita Terupdate Aktual & Terpercaya

IESR Sebut Pertumbuhan Ekonomi 8% Sulit Tercapai Jika Kualitas BBM Buruk

NUAITY NEWS, JAKARTA – Institute for Essential Services Reform (IESR) meminta pemerintah meningkatkan kualitas bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Sebab, kualitas bahan bakar yang buruk akan menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.

Direktur Eksekutif IESR Fabi Tumiwa mengatakan target Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8% akan sulit tercapai kecuali pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap polusi udara dan peningkatan kualitas bahan bakar.

“Tanpa polusi udara yang perlu dikhawatirkan, saya tidak yakin pertumbuhan sebesar 8% dapat tercapai. Langkah strategis untuk mengurangi polusi udara adalah dengan meningkatkan kualitas bahan bakar minyak yang digunakan pada kendaraan dan industri di Indonesia,” kata Fabi pada seminar IESR di Indonesia. Jakarta, Selasa (19/11/2024).

Menurutnya, saat ini kualitas bahan bakar di Indonesia, khususnya solar dan bensin, masih jauh dari standar internasional dan yang diterapkan di negara-negara maju. 

Bahan bakar diesel di Indonesia, misalnya, mengandung sulfur hingga 3.500 bagian per juta, jauh lebih tinggi dibandingkan standar Euro 4 yang membatasi sulfur hanya 50 bagian per juta.

“Zat berbahaya seperti sulfur, benzena, dan toluena yang terkandung dalam bahan bakar ini berkontribusi besar terhadap pencemaran udara dan berdampak pada kesehatan manusia,” ujarnya.  

Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara menyebabkan lebih dari 60.000 kematian dini di Indonesia setiap tahunnya, dan sekitar 27% kematian akibat penyakit serebrovaskular dan serangan jantung disebabkan oleh polusi udara

Sementara itu, menurut laporan Bank Dunia, polusi udara di Indonesia dapat menurunkan PDB negara tersebut sekitar US$220 miliar atau sekitar 6,6% per tahun. Biaya ini mencakup biaya layanan kesehatan, hilangnya produktivitas, dan kerusakan lingkungan yang berdampak pada sektor pariwisata. katanya.

Oleh karena itu, Fabi mengatakan pemerintah dan sektor swasta harus berinvestasi pada teknologi pengolahan bahan bakar yang lebih bersih dan meningkatkan infrastruktur kilang di Indonesia sehingga dapat menghasilkan bahan bakar dengan kualitas lebih baik.  

Selain peningkatan kualitas bahan bakar, kata dia, pemerintah harus memberikan insentif untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik yang diyakini masih perlu didorong lebih lanjut meski sudah mengalami pertumbuhan.

“Pemerintah dapat memberikan subsidi dalam bentuk keringanan pajak atau infrastruktur pengisian kendaraan listrik yang lebih luas, dan apa yang kami sebut dengan kebijakan sisi pasokan,” ujarnya.

Menurut Fabi, masyarakat juga harus diberikan edukasi mengenai bahaya pencemaran dan pentingnya peningkatan kualitas bahan bakar. Kemudian dari sisi pelaku usaha, menurut dia, perlu diberikan sanksi tegas terhadap mereka jika tidak memenuhi persyaratan kualitas bahan bakar yang dijual di pasaran.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *