NUAITY NEWS, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merespons permintaan Bank Indonesia (BI) yang meminta perbankan meningkatkan kredit usaha di sektor padat karya. Hal tersebut disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam jumpa pers hasil rapat Dewan Pengurus (RDG) BI Agustus 2024.
CEO Pengawasan Perbankan OJK Dian Ediana Rae menjelaskan BI memperkuat kebijakan KLM dengan memperluas sektor usaha yang dapat menerima insentif bagi KLM, termasuk pinjaman di sektor perdagangan dan otomotif. sektor listrik, gas, dan air; pelayanan sosial dan ekonomi kreatif.
“Kebijakan ini kami harapkan dapat mendorong penyaluran kredit atau pembiayaan seiring dengan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya dalam tanggapan tertulis, dilansir Minggu (13/10/2024).
Berdasarkan pelaksanaannya, hingga Agustus 2024 terus dikembangkan kredit pada sektor usaha penerima insentif KLM dari BI.
Menurut dia, kami berharap permintaan kredit di bidang-bidang tersebut diprioritaskan, begitu pula insentif yang diberikan kepada masing-masing bank.
“Kami juga meyakini rencana BI untuk memperluas insentif KLM ke sektor padat karya akan bermanfaat karena sektor padat karya yang semakin tumbuh dan bergairah akan meningkatkan daya serap tenaga kerja,” lanjut Dian.
Selain itu, pendapatan masyarakat juga diasumsikan dapat meningkat sehingga konsumsi juga meningkat dan mendorong pertumbuhan ekonomi positif.
Sebelumnya, BI melaporkan penyaluran insentif KLM mencapai Rp256,1 triliun hingga pekan kedua September 2024. Bank-bank BUMN mendapat insentif KLM senilai Rp118,6 triliun, disusul Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Rp110,5 triliun, dan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebesar Rp110,5 triliun. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Rp 24,4 triliun dan Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) Rp 2,6 triliun.
Insentif ini diberikan kepada sektor-sektor prioritas seperti hilirisasi mineral dan batubara (minerba), pengolahan pangan, UKM, otomotif, perdagangan, listrik, gas dan air (LGA), pariwisata, dan ekonomi kreatif.
Pertumbuhan kredit juga didukung oleh sisi permintaan yang masih kuat dari perusahaan-perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak di sektor padat modal, sedangkan permintaan kredit korporasi di sektor padat karya diperkirakan akan terus tumbuh, kata Perry, Rabu (18/9). ). 2024).
Kunjungi Google Berita dan saluran WA untuk berita dan artikel lainnya
Leave a Reply