NUAITY NEWS, Jakarta – Saham properti diperkirakan mendapat angin segar menjelang keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) pekan ini, serta perdebatan penghapusan pajak properti di era Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming.
Keputusan mengenai suku bunga acuan akan diambil dalam rapat Dewan Perbankan BI (RDG) pada 15-16 Oktober 2024. Banyak ekonom memperkirakan bank sentral akan kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%.
Analis Kiwoom Securitas Indonesia Vicky Rosalinda mengatakan, saham-saham sektor real estate diperkirakan mendapat dorongan positif karena bank sentral diperkirakan akan kembali menurunkan suku bunga pada akhir tahun ini.
“Sektor properti dinilai lebih menarik seiring dengan adanya insentif pemerintah, yakni PPN [pajak pertambahan nilai] DTP [ditanggung pemerintah] diperpanjang hingga akhir tahun ini,” kata Rosalinda kepada Bisnis, Senin (14/10/) 2024).
Pada saat yang sama, Rosalinda mengatakan prospek kepemilikan jangka pendek juga sangat dipengaruhi oleh perdebatan mengenai pencabutan pajak properti.
Retorika tersebut diungkapkan Ketua Otoritas Perumahan Hashim Jojohadikusumo pekan lalu. Menurut dia, kemungkinan besar pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 11 persen dan pajak pembelian hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) sebesar 5 persen akan dihapuskan.
Rinciannya, pajak yang dibebaskan mencapai 16% dari total 21% pajak yang dipungut di sektor tersebut. Diperkirakan perdebatan mengenai penghapusan pajak bumi dan bangunan akan terjadi pada 1-3 tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran.
Retorika ini positif di kalangan pelaku pasar. Hal ini tercermin dari menguatnya indeks saham real estat dibandingkan indeks lainnya pada minggu lalu. Namun hal ini juga bersifat sementara dan menunggu persetujuan Kementerian Keuangan, kata dia. Rosalinda.
Saham preferen Kiwoom Sekuritas adalah PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), dan PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON).
Berdasarkan data Terminal Bloomberg, 20 dari 22 analis yang meliput saham CTRA merekomendasikan pembelian dengan perkiraan harga rata-rata Rp 1.593 selama 12 bulan ke depan. Nilai tersebut mencerminkan potensi return sebesar 15,4%.
Sementara itu, konsensus analis Bloomberg juga memberikan rekomendasi beli kepada BSDE. Dari 21 analis, 17 diturunkan menjadi Beli dengan target rata-rata saham tahun depan Rp 1.414.
Prospek positif juga menyelimuti prospek saham PWON. 95% dari 20 atau 19 analis memberikan rekomendasi beli dengan rata-rata target saham Rp 575,31. Label harga tersebut mencerminkan potensi keuntungan sebesar 12,8% dari harga saat ini.
Dari lantai bursa, saham CTRA kini diperdagangkan pada Rp 1.380 per saham atau tumbuh 17,95% (YtD). Sementara harga saham BSDE berada di Rp1.265 atau 17,13% year-on-year, sedangkan saham PWON naik 12,33% year-on-year menjadi Rp510 per saham.
________________
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. NUAITY NEWS tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel
Leave a Reply