NUAITYT

Media Berita Terupdate Aktual & Terpercaya

Hino Gandeng Kemenhub Minimalisir Kecelakaan Akibat Sopir Truk Lalai

NUAITY NEWS, Jakarta – PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) akan terus menjalin kerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada pengemudi truk guna mengurangi kecelakaan akibat kelalaian pengemudi.

Direktur Penjualan PT Hino Motors Sales Indonesia Susilo Darmawan mengakui kendala utama perseroan adalah kurangnya sumber daya manusia (SDM) terlatih sehingga menghambat pengiriman logistik.

Permasalahannya biasanya karena pengemudi yang kurang terlatih. Dampaknya ada kendala dalam pengiriman logistik, belum lagi kecelakaan karena human error, kata Susilo Bisnis, Kamis (24/10/2024). 

Oleh karena itu, untuk mengatasi kendala tersebut, Hino akan mengembangkan kerja sama yang sudah terjalin dengan Kementerian Perhubungan, antara lain Hino Total Support Customer Center (HTSCC) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam pengembangan materi pelatihan.

“Kami di Hino Indonesia Academy berkomitmen untuk berkontribusi dalam peningkatan keselamatan berkendara dengan meningkatkan keterampilan pengemudi, sertifikasi pengemudi yang mengacu pada Badan Nasional Sertifikasi Profesi [BNSP],” jelasnya. 

Oleh karena itu, Hino berharap Menteri Perhubungan (Menhub) periode 2024-2029 Dudy Purwagandhi terus mendukung sektor transportasi dan logistik di Indonesia.

“Kami berharap kerja sama yang terjalin saat ini dapat terus berkembang, dan Hino siap mendukung seluruh program pemerintah untuk menjadikan transportasi lebih aman, nyaman, dan efisien,” pungkas Susilo.

Seperti diketahui, truk berperan penting dalam perekonomian, mengangkut barang dan bahan mentah dalam jarak jauh. Sayangnya, truk juga memiliki risiko kecelakaan yang tinggi karena ukurannya yang besar, jarak berhenti yang jauh, dan fakta bahwa pengemudi truk sering kali bekerja berjam-jam dan rentan mengalami kelelahan pengemudi.

Berdasarkan laman resmi Kementerian Perhubungan, pada tahun 2023 akan terjadi lebih dari 200 kasus kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh truk kelebihan muatan alias Over Dimension Overloading (ODOL).

Adapun penyebab kecelakaan lalu lintas, berdasarkan laporan Polsek Corlantas, mayoritas disebabkan oleh kesalahan manusia atau perilaku pengemudi, mengabaikan batas kecepatan, kurang hati-hati dalam berkendara, lalai memeriksa kondisi kendaraan, pelanggaran peraturan lalu lintas, dan kelelahan.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan periode 2016-2024, Budi Kirya Samadi berharap kebijakan zero ODOL bisa segera diterapkan, mengingat sudah beberapa kali ditunda. Di sisi lain, pemangku kepentingan terkait pelayanan truk ODOL seperti Apendu dan Kementerian Perindustrian masih ingin menunda zero ODOL hingga tahun 2025.

Pasalnya, situasi perekonomian nasional belum sepenuhnya pulih pascapandemi Covid-19. Kebijakan zero ODOL dinilai membebani sektor korporasi dan industri.

Kini memasuki bulan Oktober 2024, tanda-tanda implementasi penuh kebijakan nihil ODOL belum terasa, dan masih ada pekerjaan rumah bagi Menteri Perhubungan periode 2024-2029, Dodi Purogandhi. 

Ketentuan hukum yang menjadi landasan hukum kebijakan truk nihil ODOL tahun 2023 memiliki empat aspek, yaitu 1). Ukuran/dimensi kendaraan (UU 22/2009, PP 55/2012 dan PM 33/2018); 2). Pengawasan penelitian berkala (PM19/2021); 3). Pengawasan operasional (PM 18/2021); dan 4). Pengawasan Pelabuhan Penyeberangan (PM 103/2017).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *