NUAITYT

Media Berita Terupdate Aktual & Terpercaya

Bank Incar Fee Based Income hingga Tekan Risiko Likuiditas lewat Central Counterparty (CCP)

NUAITY NEWS, JAKARTA – Sejumlah bankir angkat bicara mengenai dampak positif setelah Bank Indonesia menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), Badan Kliring dan Penjaminan Indonesia (KPEI) dan perbankan untuk mendirikan dan mengembangkan bank sentral. pihak lawan (PKC). 

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan kehadiran Lembaga Central Counterparty (CCP) untuk Suku Bunga dan Derivatif Nilai Tukar atau CCP SBNT diharapkan dapat meningkatkan nilai uang dan pasar luar negeri. Transaksi pertukaran di masa depan. 

CCP melakukan intervensi antara pihak-pihak yang melakukan transaksi untuk mengurangi risiko kegagalan transaksi antar pihak (counterparty risk), risiko likuiditas (Liquidity Risk) dan risiko akibat volatilitas harga pasar (Market Risk). 

Sedangkan lembaga merupakan pihak yang berada di tengah-tengah, mewakili lawan transaksi bagi seluruh pelaku atau anggota transaksi. CCP bertindak sebagai penjual untuk semua pembeli dan sebagai pembeli untuk semua penjual, sehingga mengurangi risiko kredit pihak lawan.

PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) melaporkan melihat perkembangan pasar uang dan valuta asing ke depan, perseroan optimis akan berdampak positif bagi Danamon. 

Danamon Herman Savio, Head of Treasury & Capital Market Bank, mengatakan CCP tidak hanya mempercepat pendalaman pasar uang dan pasar valuta asing, tetapi juga mengurangi risiko kredit yang sebelumnya ada secara bilateral antar bank.

“Jadi prosesnya terpusat dan memungkinkan Danamon beroperasi lebih aman,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (9/10/2024). 

Menurutnya, keberadaan CCP menciptakan ekosistem perbankan yang lebih stabil dan efisien di pasar uang dan sektor devisa. 

Transaksi yang lebih aman dan efisien di pasar uang dan valuta asing akan memungkinkan Danamon untuk menarik lebih banyak nasabah dan memperluas jangkauan pasarnya, sehingga meningkatkan volume transaksi di masa depan. 

“Hal ini memberikan peluang bagi Danamon untuk meningkatkan pendapatannya, khususnya dalam bentuk fee income dari layanan yang diberikannya,” kata Herman.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pun melihat kehadiran CCP akan memberikan dampak positif bagi perbankan, termasuk meminimalisir gagal bayar.

“Jadi ada perantara yang membantu penjual dan pembeli. Barang tidak akan dikirim jika dana tidak tersedia. Sebaliknya uang tidak diberikan, barang tidak dikirim,” kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Selasa (8 Oktober 2024) di Jakarta. 

Dengan adanya lembaga ini, risiko pihak lawan (counterparty risk) dapat dikendalikan karena rendahnya risiko gagal bayar transaksi. 

“Kalau soal risiko likuiditas, ya, likuiditas tidak akan berfungsi jika hal-hal ini tidak ada,” ujarnya. 

Hal ini juga menghindari gelembung pasar. “Orang beli-beli-beli, tidak punya uang atau sebaliknya, orang jual-beli-jual, tidak punya apa-apa,” ujarnya. 

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga secara fundamental mendukung kebijakan pemerintah, regulator dan otoritas, termasuk pembentukan Central Counterparty (CCP). 

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan keikutsertaan BCA dalam CCP PUVA merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mengembangkan infrastruktur pasar keuangan di Indonesia, serta upaya memenuhi amanat UU PPSK “Uang “. Pengembangan Pasar 2025. Cetak Biru (BPPU) dan komitmen reformasi pasar derivatif OTC G20.

“Kami optimis kehadiran CCP dapat memberikan dampak positif dan meningkatkan efisiensi transaksi di pasar uang dan valuta asing,” ujarnya kepada Bisnis.

Ia mengatakan kehadiran CCP juga akan meningkatkan stabilitas dan mengurangi risiko transaksi melalui mekanisme over-the-counter (OTC), termasuk Pasar Uang Antar Bank (PUAB).

Dalam catatan Bisnis, sebelumnya ada delapan bank dalam kasus ini yang masing-masing menyetor modal Rp 20 miliar, yakni Mandiri, BRI, BNI, BCA, CIMB Niaga, Danamon, Maybank, dan Permata. Alhasil, total kontribusi perbankan memberikan kontribusi sebesar Rp 160 miliar terhadap modal awal CCP yang dipatok minimal Rp 400 miliar. 

Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan WA Channel

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *