NUAITY NEWS, JAKARTA – Rencana merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartphone Telecom Tbk (FREN) diperkirakan akan terus berlanjut meski terjadi pergantian kabinet pemerintahan Keduanya memiliki pasar berbeda yang diyakini akan saling melengkapi pada saat bertemu
Ketua Umum EDC M. Teser Sandikapura mengatakan kehadiran Muttiah Hafid sebagai Menteri Komunikasi Digital (MNC) tidak akan mengganggu merger EXCL dan FREN, apalagi kedua perusahaan tersebut bukan perusahaan pemerintah dan tidak perlu melibatkan pemerintah. . .
Integrasi antara XL Accita dan Smartphone juga merupakan suatu kebutuhan dalam lingkungan industri telekomunikasi yang penuh tantangan saat ini.
Kepada Bisnis, Rabu (23/10/2024), Tesser mengatakan kabinet baru tidak punya pengaruh karena merupakan pekerjaan perusahaan swasta, khususnya XL, dan smartphone bukan perusahaan publik.
Namun Tesser menyarankan agar merger dilakukan tahun depan sambil menunggu situasi ekonomi dan politik Indonesia stabil. Mengingat Indonesia saat ini sedang menghadapi peralihan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) ke Pravo Subianto yang sangat mempengaruhi kondisi politik dan perekonomian.
“Penggabungan keduanya merupakan langkah yang tepat karena sangat cocok dari segi segmentasi pasar,” kata Tesser
Jadi kita bisa melihat dengan jelas perkembangan pasarnya,” kata Teser.
Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edwards mengatakan, pertemuan keduanya tidak akan terganggu akibat pergantian kabinet.
“Karena tujuan merger adalah untuk menyehatkan pengelolaan dan pengembangan perusahaan serta menyehatkan dan memberi manfaat bagi masyarakat; fokus pada persaingan usaha yang sehat, bukan tata kelola.” Masih memproses
Sebelumnya, Frankie Osman Wijaza, Chairman Sina Mas Group, mengatakan Sina Mas terus berdiskusi dengan EXCL terkait operasional perusahaan ini. “Merzeko itu yang kita bicarakan dengan XL,” ujarnya.
Perusahaan hasil merger akan diakuisisi oleh perusahaan solusi IT Cinar Mass dan LG CNS Co. Ltd..
“Iya, kalau pelayanannya bagus, mungkin nanti akan dipertimbangkan MergeCo,” ujarnya. Bisa jadi, jika hal ini terjadi, salah satu partner layanan IT tersebut.
Sementara itu, Presiden Direktur SmartFren Marza Fachis mengakui integrasi FREN-EXCL saat ini masih dalam tahap pengembangan. Ketika tahap uji tuntas belum diselesaikan oleh salah satu pihak
“[Tinjauan integrasi] bagus Marza mengatakan, “Uang yang disimpan belum habis, tapi masih berjalan.”
Marza menjelaskan, proses due process bisa diselesaikan dalam waktu singkat Namun, dia menolak memberikan jadwal spesifik penyelesaian proses tersebut
Sementara itu, pada Juni 2024, Chief Financial Officer Accita Group Nick Rizal Camil mengatakan proses merger diharapkan selesai tahun ini atau lebih cepat.
Di sisi lain, kata NIK, pabrikan berkode EXCL itu mengaku sulit bersaing secara independen dengan PT Telecomunicasi Cellular (Telecomcel) dan PT Indosat TB. (ISAT) atau Indosat Orodo Hutchison (IOH).
Nick menambahkan Telkom dan Indosat Oredo Hutchison memiliki bandwidth lebih dari 150 megahertz. Sedangkan XL Axiata hanya memiliki 90 MHz Selain itu, smartphone memiliki spektrum sekitar 60 MHz
“Jika spektrum Anda lebih sedikit, Anda harus membangun lebih banyak menara dan infrastruktur untuk mencapai tingkat cakupan yang sama,” kata Nick.
Ia juga mencontohkan, bisnis telekomunikasi sangat kompetitif. Artinya jika pelayanan perusahaan kurang baik maka pelanggan akan berpindah ke perusahaan lain Dengan langkah ini, kata Nick, gabungan organisasi akan memiliki posisi yang lebih kompetitif untuk bersaing dengan pemain media sosial lainnya.
Jadi jika Anda melakukan kombinasi ini dari awal, Anda memiliki lebih dari 90 MHz dari XL dan lebih dari 60 MHz dari Smartphone. Dia mengatakan saat ini Maroko akan memiliki lebih dari 150 megabyte seperti Telkomel dan IOH.
Selain persoalan spektrum, Nick menambahkan pangsa pasar XL Axiata dan Smartfen juga lebih rendah dibandingkan Telkomel dan IOH.
Saat ini pangsa pasar IOH sekitar 20% pasar dan 60% pangsa pasar Telkom. Sedangkan XL Accita hanya 17%, Freon sekitar 10% Ia menambahkan, jika XL dan smartphone digabung maka pangsa pasarnya akan menjadi 27%.
Hingga pertengahan tahun 2024, Nick mengatakan perseroan belum berencana memberhentikan karyawan XL Accita akibat merger tersebut.
“Belum ada rencana untuk memberhentikan staf saat ini,” kata Nick.
Di sisi lain, Nick mengatakan ancaman terbesar bagi pekerja adalah digitalisasi, otomatisasi, dan kecerdasan buatan (AI). Meski ancaman itu sepertinya tidak akan terjadi saat ini
Namun, semua pihak diperlukan untuk mendukung proses integrasi, kata Nick.
Beliau mengatakan bahwa strategi dasarnya adalah setiap orang perlu memimpin integrasi dan bergerak menuju integrasi. Hak-hak pekerjaan
Sebaliknya, Ketua Serikat Pekerja Indonesia Sepul Tawip menilai merger kedua perusahaan akan berdampak signifikan terhadap bisnis dan restrukturisasi perusahaan.
Jumlah pegawai akan bertambah sehingga mengurangi jumlah jabatan yang mubazir.
Kedua perusahaan ini akan memiliki banyak posisi, sehingga pekerja yang dibutuhkan untuk mengisi posisi tersebut juga akan dipekerjakan. “Jika XL Accita yang menjadi pemimpin, kemungkinan besar karyawan yang akan dipilih berasal dari Smurfren,” kata Tavip kepada Bisnis.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel
Leave a Reply