NUAITY NEWS, JAKARTA – Indonesia mempunyai potensi besar untuk mengembangkan UMKM, apalagi dengan jumlah penduduk lebih dari 275 juta jiwa.
Namun, kurangnya keterampilan digital menghambat perkembangan UMKM di Indonesia. Khususnya bagi para pemilik UMKM generasi abad terakhir seperti Baby Boomers dan Generasi X.
Country manager Exabytes Indonesia, Indra Hartawan mengatakan di era sekarang, jika tidak bersaing di dunia digital, perusahaan UMKM bisa kalah dengan pelaku usaha lain, terutama kekhawatiran mereka akan hadirnya produk murah asal China.
Persoalannya, Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia belum menerima akselerasi dari sistem digital.
“Tentunya untuk mencapai kecepatan tersebut mereka harus go digital terlebih dahulu. Nah, karena banyak pengusaha besar di Indonesia, terutama yang kecil, belum cukup terekspos atau memiliki keterampilan digital yang cukup,” ujarnya di UKM. DigitalFest 2024, Selasa (24/9/2024).
Beberapa tantangan yang paling umum adalah kekhawatiran pemilik bisnis terhadap meningkatnya kasus negatif seperti kehilangan data dan lain sebagainya.
“Ini yang membuat UMKM curiga. Nah, begitu saya ngobrol dengan seorang UMKM, saya tanya, kenapa tidak masuk ke website bisnis Anda? Katanya, kalau website saya diretas bagaimana? Nanti produk saya hilang semua. Bukan berarti “Semuanya bisa bertahan asalkan ada keterampilan digital,” ujarnya.
CEO dan Salah Satu Pendiri Social Bread Edho Zell mendorong para pemimpin bisnis untuk meningkatkan penggunaan jejaring sosial. Pasalnya, saat ini 72 persen keputusan pelanggan dipengaruhi oleh jejaring sosial.
“Jadi, secara umum, bisnis besar harus punya jejaring sosial. Bahkan sekarang ada pembicaraan bahwa membuka rekening lebih penting daripada membuka toko,” tegasnya.
Karena sekarang Anda tidak bisa membuka akun bisnis karena harus memperebutkan gelar.
“Misalnya mau buka Warung Bu Tuti di media sosial, tidak akan bisa sukses karena kedai Bu Tuti banyak, sehingga ketika harus membuat nama yang unik, panjang dan sulit dicari,” dia menjelaskan.
Manajer Pengembangan Bisnis Widodo Jayadi Interakt menambahkan, dengan menggunakan sistem digital, harapannya selain dapat membantu UMKM tumbuh lebih cepat juga dapat mendukung kiprah UMKM.
Selain itu, dengan teknologi AI, UMKM dapat memiliki platform untuk melakukan analisis bisnis, mempercepat respon pelanggan untuk penjualan dan pengiriman.
“Di Interakt misalnya, kami menggunakan WhatsApp Business. Ini akan sangat membantu UMKM, termasuk penjualannya juga. Karena hampir semua orang, khususnya di Indonesia, menggunakan WhatsApp dan tentunya banyak fitur yang membantu pasar” ujarnya. .
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA
Leave a Reply