NUAITY NEWS, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan angka penjualan ritel yang tercatat pada Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Agustus 2024 meningkat sebesar 5,8% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu atau year-on-year ( y/y). .
Kepala Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan hal itu tercermin dari IPR yang meningkat dari 204,1 pada Agustus 2023 menjadi 215,9 pada bulan yang sama tahun ini.
Sedangkan dibandingkan bulan sebelumnya atau Juli 2024 yang meningkat sebesar 4,5% secara year-on-year, berarti pertumbuhan HKI tercatat tertinggi sebesar 5,8%.
“Utamanya didorong oleh Grup Bahan Bakar Otomotif dan Makanan, Minuman, dan Tembakau,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (10/9/2024).
Tidak hanya secara year-on-year, penjualan ritel mencatat sedikit peningkatan sebesar 1,7% (m/m/mtm), meningkat setelah turun 7,2% pada bulan sebelumnya.
Peningkatan tersebut terutama terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, peralatan informasi dan komunikasi serta perlengkapan rumah tangga lainnya, sejalan dengan peningkatan permintaan pada saat HUT RI yang didukung oleh penerapan promosi dengan strategi diskon yang dilakukan oleh penjualan eceran.
Jika dirinci berdasarkan kelompok, peningkatan tersebut terutama terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, peralatan informasi dan komunikasi serta perlengkapan rumah tangga lainnya dengan pertumbuhan bulanan masing-masing sebesar 1,7%, 2,0% dan 2,4%.
Pada bulan sebelumnya, kelompok ini mengalami penurunan secara konsisten masing-masing sebesar -8,4% juta ton, -7,2% dan -0,4%.
Sementara itu, saham kelompok bahan bakar kendaraan bermotor naik 4,1% (mtm), naik dari bulan sebelumnya sebesar 0,6% mtm.
“Peningkatan ini seiring dengan peningkatan permintaan pada perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang didukung oleh penerapan strategi diskon harga oleh pengecer,” lanjutnya.
Dari sisi harga, BI memperkirakan tekanan inflasi akan mereda dalam 3 hingga 6 bulan ke depan, yakni pada November 2024 dan Februari 2025. Jika demikian, berarti deflasi akan terus berlanjut.
Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) global pada bulan November 2024 dan Februari 2025 yang masing-masing tercatat sebesar 134,3 dan 155,9, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 141,3 dan 166,7, hal ini disebabkan oleh distribusi yang lancar dan ketersediaan barang yang cukup.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.
Leave a Reply