NUAITY NEWS, JAKARTA — Penjualan kendaraan listrik (EV) di Thailand diperkirakan tidak akan mencapai target tahun ini karena industri pembiayaan semakin selektif dalam memberikan pinjaman kendaraan baru, dengan meningkatkan pinjaman rumah.
Presiden Asosiasi Kendaraan Listrik Thailand, Suroj Sangsnit, memperkirakan penjualan mobil listrik baru hanya akan mencapai 80.000 unit pada tahun 2024, jauh di bawah target yang ditetapkan sebelumnya sebesar 150.000 unit.
Namun angka tersebut lebih tinggi sekitar 5% dibandingkan 76.000 unit yang terjual pada 2023, ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Senin (16/9/2024).
Akibatnya, pemotongan target tersebut berdampak pada produsen mobil Tiongkok seperti BYD dan Great Wall Motor Co., yang memulai produksi lokal di Thailand untuk memanfaatkan insentif pemerintah.
Secara global, permintaan kendaraan listrik menunjukkan perlambatan seiring dengan pengurangan subsidi di beberapa negara. Volvo Car AB, misalnya, telah membatalkan tujuan peralihan sepenuhnya ke kendaraan listrik pada akhir dekade ini.
Industri otomotif Thailand juga mengalami penurunan, dengan proyeksi produksi kendaraan pada tahun ini diturunkan menjadi 1,7 juta unit dari sebelumnya 1,9 juta unit.
Penolakan kredit kendaraan mencapai 50% sehingga menyebabkan penjualan mobil nasional anjlok 24% dalam tujuh bulan pertama tahun ini. Namun, penjualan kendaraan listrik meningkat 13% pada periode yang sama.
Sementara itu, Thailand telah mengurangi pajak impor dan memberikan subsidi tunai kepada pembeli mobil listrik, sebagai bagian dari strategi untuk mempertahankan posisinya sebagai pusat industri otomotif di kawasan. Kebijakan ini mampu mendongkrak penjualan kendaraan listrik pada tahun 2023.
Namun permasalahan krisis ekonomi seperti lambatnya pertumbuhan ekonomi dan tingginya utang rumah tangga masih menjadi tantangan bagi penjualan mobil.
Di sisi lain, Krisda Utamote, Penasihat Asosiasi Kendaraan Listrik Thailand, mengatakan kendala utama bukan kurangnya permintaan, melainkan sulitnya mendapatkan pembiayaan. “Kalau kreditnya tidak disetujui, penjualannya juga terhenti,” ujarnya.
Bank of Thailand memperkirakan bahwa tingkat kredit bermasalah akan terus meningkat, sehingga menambah tantangan bagi produsen mobil listrik di negara tersebut. Oleh karena itu, asosiasi kini berupaya membujuk pemerintah untuk mengatasi masalah utang rumah tangga yang menjadi penyebab menurunnya penjualan.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel
Leave a Reply