NUAITY NEWS, JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi (Menkominfo) menegaskan akan memblokir aplikasi China Temu karena khawatir Indonesia kebanjiran barang impor.
Budi mengatakan, tujuan pemblokiran juga untuk melindungi usaha kecil dan menengah yang diyakini sangat terdampak dengan keberadaan Aplikasi Temu.
“Pertemuannya langsung dari pabrik [China] ke konsumen. Kita kebanjiran barang impor. “Bagaimana dengan karyawan kita dan usaha kecil menengah,” kata Budi di Jakarta, Rabu (10/9/2024).
Temu adalah aplikasi e-commerce yang menawarkan produk asal China dengan diskon dan harga besar.
Jika dilihat sekilas, aplikasi ini mirip dengan Shopee atau TikTok Shop. Namun bedanya, Temu terhubung langsung dengan 80 pabrik di China dan bisa langsung mendistribusikan produknya ke konsumen di seluruh dunia.
Budi khawatir kehadiran Temu mengancam pelaku usaha Tanah Air, khususnya usaha kecil dan menengah.
Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) mengumumkan aplikasi e-commerce China Temu sudah masuk ke Indonesia.
Fiki Satari, menteri yang bertanggung jawab atas penguatan ekonomi kreatif di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, yang partainya baru-baru ini dilantik di Kementerian Perdagangan (Kemendağ), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Kementerian Perdagangan Investasi.
“Minggu ini ada rapat lagi karena Temu hari ini sudah tersedia di App Store dan Play Store,” kata Fiki, Senin (7/10/2024) di kantor Kemenkop UKM, Jakarta.
Berdasarkan laporan Momentum Work, Temu mencermati potensi keuntungan Indonesia yang merupakan negara terpadat di Asia Tenggara dan menguasai hampir seluruh pasar e-commerce di wilayah tersebut.
“Meski pertumbuhan e-commerce di Indonesia tidak lagi secepat di Vietnam, Indonesia tetap menjadi pasar yang ingin diganggu oleh Temu,” kata Sabrina Chong dari Momentum Works Team dalam laporannya, Selasa (10/08/2024).
Kemungkinan aplikasi e-commerce buatan China resmi beroperasi di Indonesia dinilai cukup besar. Berdasarkan isi laporan Momentum Works, hipotesis di atas cukup kuat jika kita belajar dari kontroversi TikTok Shop tahun lalu.
Dalam konteks ini, pemerintah Indonesia pekan lalu mengeluarkan pernyataan tentang pembatasan Temu di Indonesia yang bertujuan untuk melindungi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Namun pelarangan ini tidak bersifat mutlak jika mencerminkan kontroversi seputar pembatasan TikTok yang akhirnya dimulai hanya 2 bulan setelah akuisisi Tokopedia lokal.
Namun penelitian ini juga mempertimbangkan dinamika politik sebagai faktor penentu masuknya Temu ke pasar e-commerce di Indonesia.
“Kabinet baru Indonesia yang dipimpin oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto akan mulai menjabat pada akhir bulan ini. “Kami mungkin akan lebih jelas mengenai kemungkinan arah kebijakan,” katanya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel
Leave a Reply