NUAITY NEWS, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah ke level 7.496,09 pada perdagangan hari ini, Jumat (4/10/2024). Divisi Bisnis PT Pantai Indah Kapuk Tbk. (TUTUP) lebih buruk.
Berdasarkan data RTI Business, IHSG mencatat pelemahan 0,63% atau 47,73 poin ke 7.496,09. IHSG pada perdagangan hari ini dibuka pada level 7.543,82 dan mencapai level tertinggi 7.549,23.
IHSG ditutup pada nilai pasar Rp 11,83 triliun dengan total kepemilikan 25,33 miliar lembar saham. Sementara itu, transaksi ditutup dengan frekuensi 1,08 juta kali.
Buruknya kinerja akhir pekan ini menyebabkan IHSG melemah 2,61% pada pekan perdagangan. Namun IHSG masih berada di zona hijau, menguat 3,07% sepanjang tahun ini (year-to-date/ytd).
Pada perdagangan hari ini, PANI, saham gabungan Grup Salim dan Grup Agung Sedayu, menjadi yang paling merugi. Saham PANI dikabarkan turun 6,61% ke Rp 10.600 per saham.
Selain PANI, lini aset lain yang merugi besar adalah saham PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) turun 6,45% dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Turun 6,25% dibandingkan GOTO.
Kemudian harga PT Panin Financial Tbk berubah. (PNLF) turun 5,8% dan saham PT Mitra Adiperkasa Tbk. Itu turun 4,34%.
Pada perdagangan hari ini, saham emiten jumbo atau perusahaan perbankan berkapitalisasi besar (KBMI) IV mencatatkan nilai perdagangan tinggi. Riwayat harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya turun 1,22% ke Rp 4.860.
BBRI mencatatkan harga perdagangan tertinggi pada perdagangan hari ini yakni Rp 1,4 triliun. Kemudian, saham PT Bank Mandiri Tbk. BMRI turun 1,42% ke Rp 6.950. Nilai tukar PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) adalah Rp 5.325.
Sementara itu, di tengah penurunan kinerja IHSG, ada beberapa saham yang kinerjanya sangat baik dan menjadi pemenang besar. PT Agro Yasa Lestari Tbk. (AYLS) misalnya mencatatkan kenaikan harga sebesar 27,27%.
Rekor harga PT Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk (AKSI) naik 25%, PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) naik 12,12%, PT Natura City Developments Tbk. (CITY) meningkat 11,11%, dan PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) naik 11%.
Sebelumnya, Achmad Yaki, Analis BCA Sekuritas, mengatakan penyebab tertundanya IHSG pada pekan ini karena adanya tekanan pelemahan rupiah dan peningkatan tren geopolitik di Timur Tengah. Melemahnya nilai tukar rupiah dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah memberikan tekanan pada IHSG, ujarnya.
Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, penyebab turunnya IHSG juga berasal dari sentimen dalam negeri melalui rilis data makroekonomi yang rendah. Misalnya saja terjadi deflasi selama lima bulan dan berlanjutnya PMI manufaktur Indonesia yang menunjukkan lambatnya pekerjaan.
“Kalau dari dalam negeri tergantung dari jenis inflasi di Indonesia dalam 5 bulan terakhir. Hal ini menunjukkan situasi daya beli masyarakat Indonesia kurang baik,” ujarnya.
Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan untuk mendorong penjualan atau pembelian saham. Penilaian nilai ada di tangan pembaca. NUAITY NEWS tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan dari keputusan pembaca.
Simak berita dan artikel di Google News dan WA Channel
Leave a Reply