NUAITY NEWS, JAKARTA – Pemilik produk (APM) harus merencanakan strategi menghadapi penurunan penjualan mobil dalam setahun terakhir, terutama di tengah krisis ekonomi di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan kondisi perekonomian memburuk selama 5 bulan berturut-turut. Pada September 2024 terjadi deflasi sebesar 0,12% secara bulanan (mtm).
Sementara itu, secara tahunan, Indeks Harga Konsumen atau IHK mencatat inflasi year-on-year sebesar 1,84%, lebih rendah dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 2,12% year-on-year.
Di sisi lain, Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia masih berada di bawah 50 yaitu sebesar 49,2 pada September 2024, meskipun Indeks Aktivitas Industri naik tipis dibandingkan 48,9 pada bulan sebelumnya.
Pakar otomotif dan pendidikan Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, untuk mendongkrak penjualan mobil, APM harus menerapkan solusi dan strategi strategis.
Yannes mengatakan: “Pertama, inovasi produk dengan model kendaraan yang memenuhi kebutuhan pasar, termasuk menawarkan kendaraan listrik seperti BEV, HEV, dan PHEV dengan harga yang sangat rendah, setelah daya beli masyarakat kelas menengah tidak pernah meningkat. .” . dan Bisnis, Selasa (10 Januari 2024).
Kedua, strategi pemasaran yang efektif harus diterapkan melalui kesadaran merek dan kampanye kreatif, promosi dan insentif, serta penggunaan sistem pemasaran dan penjualan online.
Ketiga, peningkatan layanan purna jual penting untuk memperluas retailer dan memperbaiki jaringan toko, memberikan pelayanan yang lebih baik dan memberikan program loyalitas untuk mempertahankan pelanggan, lanjutnya.
Langkah selanjutnya adalah APM harus beradaptasi dengan kemajuan dan teknologi dengan menggunakan teknologi digital dalam prosesnya, pengembangan situs web, dan integrasi kecerdasan buatan untuk memahami pengalaman pelanggan.
Pada akhirnya, kolaborasi lintas pihak, seperti mendorong perusahaan untuk mengurangi divisi dan mengenakan biaya kepada penyedia infrastruktur, dapat memperluas pasar dan meningkatkan persaingan.
Menurut Yannes, dengan menerapkan berbagai strategi ini dengan cara yang ramah iklim, APM dapat mentransformasikan produknya dan mempertahankan posisinya di pasar otomotif yang kompetitif.
Lanjutnya, semua itu hanya bisa terlaksana dengan dukungan kebijakan baik yang diberikan oleh Pemerintah. Misalnya pemberian subsidi pajak berupa pajak negara atas barang mahal (PPnBM DTP) atau bea kirim kendaraan (BBNKB).
“Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah dapat memperluas inisiatif keuangan seperti pengurangan PPnBM dan BBNKB, serta memberikan subsidi langsung kepada konsumen dan produsen kendaraan listrik,” tutupnya.
Sementara itu, Gaikindo menyebutkan pada periode Januari-Agustus 2024, total penjualan tercatat sebanyak 560.619 unit atau turun 17,1% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebanyak 675.859 unit.
Sementara itu, penjualan produk juga turun 12,1% year-on-year menjadi 584,857 pada 8 bulan pertama tahun 2024, dibandingkan 665,262 pada periode yang sama tahun 2023.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA
Leave a Reply