NUAITY NEWS, MALANG—Malang Autism Summit 2024 (MAS24), sebuah konferensi internasional, pendidikan, pelayanan kesehatan dan fair work bagi anak berkebutuhan khusus, mencanangkan solusi kesetaraan bagi anak berkebutuhan khusus.
Karyawan MAS24, Amelia Aziz Daeng membacakan 10 solusi, yaitu: 1. Meningkatkan Deteksi dan Investigasi Dini
Menerapkan pedoman nasional bagi petugas kesehatan untuk meningkatkan deteksi dini gangguan spektrum autisme (ASD) pada anak-anak, dan memastikan intervensi dan dukungan tepat waktu. 2. Mengintegrasikan Pendidikan Autisme ke dalam Kurikulum
Mendorong integrasi spesialisasi autisme ke dalam bidang klinis, keperawatan, terapi okupasi, dan psikologi untuk mempersiapkan profesional masa depan dalam menangani kebutuhan khusus individu dengan autisme. 3. Akses terhadap pendidikan khusus tambahan
Mendorong terciptanya sekolah yang lebih berfokus pada autisme dan mendukung terciptanya ruang kelas inklusif dengan menyediakan guru khusus dan sumber daya yang memadai. 4. Memperluas Pendidikan Guru tentang Autisme
Perlunya pelatihan kesadaran autisme serta pelatihan manajemen kelas dalam program pelatihan guru agar guru siap mendukung siswa pada spektrum autisme. 5. Seruan Umum Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Autisme
Panggilan ke sekolah, organisasi penelitian medis, lembaga pemerintah, dan sektor swasta untuk meningkatkan kesadaran dan meningkatkan dukungan bagi individu pada spektrum autisme. 6. Intervensi dini dalam pengobatan
Pastikan akses terhadap layanan yang terjangkau, seperti terapi okupasi, terapi perilaku, dan terapi wicara untuk semua keluarga yang terkena dampak. 7. Kemitraan Kolaboratif untuk Perawatan Holistik
Ciptakan kemitraan berkelanjutan antara terapis, pendidik, dan terapis untuk memberikan perawatan terpadu yang berfokus pada individu dengan autisme. 8. Menetapkan kebijakan pemerintah untuk dukungan jangka panjang
Mendukung penetapan kebijakan nasional yang menjamin dukungan berkelanjutan bagi penyandang disabilitas mental sepanjang hidup mereka, dalam hal layanan kesehatan, pendidikan, dan integrasi sosial setelah masa kanak-kanak. 9. Operasi Tambahan
Bekerja sama dengan dunia usaha untuk menciptakan peluang kerja inklusif bagi penyandang autisme, memberikan pelatihan keterampilan, dan memastikan mereka memiliki akses terhadap pekerjaan yang berkualitas dan bermanfaat. 10. Meningkatkan kesadaran masyarakat
Kampanye pendidikan berkelanjutan untuk mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang autisme, termasuk keberagaman penyandang autisme.
“Saya kira perjuangan ini bisa berakhir sampai disini, sehingga resolusi ini dapat mendorong kita semua baik dari pemerintah, orang tua, masyarakat, dunia pendidikan dan kesehatan untuk bergerak maju bersama membantu pemberdayaan anak-anak istimewa ini,” ujarnya.
Amelia mengatakan, solusi tersebut muncul karena permasalahan anak berkemampuan khusus yang perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat.
“Bahkan di keluarga pun ada orang tua yang mengkritik anaknya autis,” kata Amelia yang juga seorang psikolog.
Prinsipnya, kata dia, pemerintah bisa memberikan kebijakan yang kuat sehingga kehidupan anak berkemampuan khusus, khususnya penyandang autisme, dapat terlaksana dengan baik. “Bahkan pada tataran penyelenggaraan pendidikan yang baik, pemerintah masih belum mampu melakukannya,” ujarnya.
MAS24, tegasnya, siap membantu pemerintah menyusun kebijakan terkait anak berkemampuan khusus, khususnya autisme.
Direktur Kesehatan Penawar Special Education Centre Malaysia, Ruwinah Abdul Karim mengatakan perjuangan mencapai kesetaraan bagi anak dan anak berkebutuhan khusus belum berakhir.
“Saya memimpikan suatu hari ketika anak-anak autis mempunyai kesempatan untuk disamakan, dihargai, dan dicintai tanpa syarat,” katanya.
Ia juga mengajarkan kepada para guru, staf, dokter, dan orang tua untuk berjuang memberikan kasih sayang kepada anak berkebutuhan khusus seperti anak lainnya. Nasihat mereka ringan terhadap anak-anak berkebutuhan khusus.
“Mereka tidak ingin dikasihani, mereka hanya ingin kesempatan untuk bersinar dan menjalani kehidupan yang bermartabat
Naskah Resolusi MAS24 juga dikirimkan langsung kepada Pemerintah dan Dinas Kesehatan Sekretariat Daerah Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuniyang mewakili pemerintah daerah Malaang.
Dalam acaranya, Ida mengatakan akan segera mengirimkan naskah Resolusi MAS24 kepada Gubernur Malang Iwan Kurniawan agar bisa bertindak. Ia pun mengucapkan terima kasih atas kegiatan MAS24.
“Saya juga punya cucu saya yang kini berusia 17 tahun. Dengan pendidikan yang baik, sekarang dia bisa mengurus dirinya sendiri, membaca dan mencuci piring. Dulunya dia tidak bisa apa-apa,” ujarnya. (K24)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel
Leave a Reply